Peraih Nobel Perdamaian 1991 beserta dengan anggota parÂtainya, Liga Nasional Demokrasi (NLD), sebelumnya, menolak pengambilan sumpahnya. MeÂreka berseteru terkait kata dalam sumpah angota perlemen. MeÂnuÂrut kubu Suu Kyi (66), kata “melindungi konstitusi†dalam sumpah tersebut harus diubah dengan kata “menghormati konsÂtitusiâ€. Bagi Suu Kyi kata peÂlinÂdung itu seperti membuka keÂnaÂngan lama terhadap junta militer yang berkuasa lebih dari 50 tahun di sana.
“Alasan kami menerima (sumÂpah) itu, karena itulah yang diÂinginkan rakyat. Rakyat memilih kami karena mereka ingin meliÂhat kami berada di parlemen,†terang Suu Kyi. “Kami percaya harus selalu fleksibel dalam peÂrÂjuangan kami karena itu satu-satunya cara kami bisa mencapai tujuan kami tanpa kekerasan,†lanjutnya.
Suu Kyi berdiri membaca sumpah parlemen serempak deÂngan 33 anggota partai NLD yang menang di pemilu sela 1 April 2012. Penandatanganan sumpah menandai babak baru perÂpoÂliÂtiÂkan Negeri Lumbung Padi itu. Peristiwa kemarin juga menandai transformasi nasib Suu Kyi. DiÂtahan dalam tahanan rumah seÂlama 15 tahun terakhir, tetapi kini menjadi tokoh sentral bagi tranÂsisi bangsanya menuju demoÂkrasi.
Pengambilan sumpah dilakuÂkan 40 menit di ibukota NaypiÂtaw. Setelah itu, mereka memulai rapat. Suu Kyi berada di ruangan megah di antara para pria. Dia duÂduk dekat blok para anggota miÂliter yang menguasai setengah dari seluruh kursi parlemen.
Sebelum disumpah, Suu Kyi dikerumuni wartawan lokal dan asing saat. Dia terlihat santai saat seÂorang anggota parlemen meÂnyaÂpanya. Dia mengaku tidak cangÂgung bekerja sama dengan militer.
“Saya memiliki itikad baik yang luar biasa terhadap militer. Hal itu takkan mengganggu saya untuk duduk bersama dengan meÂreka. Biarkan waktu yang berÂbicara. Saya selalu optimis terÂhaÂdap perkembangan. Di politik, Anda harus selalu optimis,†kÂoÂmentarnya.
Banyak anggota parlemen berÂhÂarap debut Suu Kyi akan menÂjadi katalis bagi reformasi yang dilakukan Presiden Thein Sein. “Parlemen akan menjadi lebih kuat karena hubungan baiknya dengan masyarakat interÂnaÂsiÂoÂnal,†kata Khin Maung Yi, angÂgota parlemen dari partai AngÂkatan Nasional Demokrat.
“Kami anggota parlemen menÂgÂinginkan dia di legislatif untuk waktu yang lama Banyak hukum yang harus berubah dan diubah,†lanjut wanita berjulukan Steel Orchid atau Anggrek Besi itu.
Kini, tugas berat menghadang Suu Kyi dan anggota parlemen dari NLD. Sebab, meski meÂmeÂnangi pemilu sela lalu namun jumlÂah kursi NLD di parlemen terÂbilang sangat minim. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.