Demonstrasi yang terjadi di ibukota Bahrain, Manama, tersebut tidak mengakibatkan terjadinya bentrokan. Sejauh ini demonstran hanya menuntut agar pemerintah Bahrain segera membebaskan aktivis HAM Nabeel Rajab. Demikian sebagaimana diberitakan
Reuters (Sabtu, 1/9).
Nabeel Rajab ditahan pihak pemerintah sejak dua pekan yang lalu karena menggelar protes anti pemerintah. Atas aksinya tersebut pengadilan Bahrain memvonis Rajab tiga tahun penjara.
Demonstran membawa poster besar yang bertulisan "Kebebasan yang Demokratis". Mereka diorganisir oleh fraksi oposisi Al-Wefaq yang dipenuhi oleh warga Syiah.
Pemerintah Bahrain mengecam aksi demonstrasi itu dan mengklaim adanya keterlibatan Iran dalam insiden yang terjadi di negaranya. Namun Negeri Persia menepis tuduhan Pemerintah Bahrain.
Pemerintah Bahrain menyatakan bahwa Al-Wefaq sebagai partai terlarang sejak Juni lalu. Dan semenjak larangan itu diberlakukan, insiden kekerasan semakin meningkat di wilayah-wilayah pedesaan.
Sejauh ini, Al-Wefaq menuntut Pemerintah Bahrain untuk menggelar pemilu parlemen dan membentuk pemerintahan baru. Warga Syiah di Bahrain cukup mengalami marjinalisasi secara ekonomi dan politik karena Bahrain dikuasai oleh keluarga Al Khalifa yang merupakan penganut paham Sunni.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: