Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Capres Bertato Unggul Dalam Pilpres Ceko

Sabtu, 12 Januari 2013, 08:06 WIB
Capres Bertato Unggul Dalam Pilpres Ceko
Vladimir Franz
rmol news logo Tubuhnya penuh tato, dari kepala sampai ujung kaki. Wajahnya diwarnai dasar biru ditimpa garis-garis hijau dan merah, ala prajurit perang.  Di tangannya, ada tato potret wa­jah komposer Bohuslav Mar­tinu, di dadanya ada gambar Yesus di kayu salib. Ram­but­nya cepak dan dicat putih.

Begitulah penampilan calon presiden Ceko Vladimir Franz. Pria yang menjadi komposer opera sekaligus pelukis kursi kepresidenan yang sebe­lumnya ditempati dramawan pem­bangkang, Vaclav Havel dan  Vaclav Klaus profesor yang menggagas transisi dari ko­munis ke pasar bebas.

Yang mengejutkan, dengan tato menutupi 90 persen tu­buhnya dengan tato, Franz tak lantas sepi pendukung.

Di Ceko, tempat para pemi­lih telanjur lelah dengan peri­laku politisi yang korup dan gagal membuktikan janji-janji kampanye, kehadiran Franz ba­gaikan angin segar. Meski, ia tak punya pengalaman politik dan mengaku hanya tahu se­dikit soal ekonomi, pria yang diju­luki Avatar itu meraih po­sisi ketiga dalam jajak pen­da­pat jelang Pilpres putaran per­tama, 11-12 Januari, setelah be­kas Perdana Menteri Jan Fis­cher dan Milos Zeman.

Malah dia diunggulkan lolos pada putaran kedua dengan du­kungan 11 persen suara. Selain itu, Fischer dan Zeman sangat ingin para pemilih Franz kem­bali memilih di putaran kedua.

Franz maju dalam bursa cap­res setelah kelompok peng­agumnya berinisiatif membuat gerakan “Franz for President” dan mendorongnya untuk mem­buat kejutan dalam Pilpres. Sebanyak 88.000 tanda tangan dukungan menjadi modal. Karena dianggap punya niat baik, dukungan mengalir un­tuknya. Ekonom terkemuka menawarkan jasanya secara gratis. Juga barisan tim kam­pa­nye dan relawan yang tak me­nuntut bayaran.

Soal penampilannya yang tak serapi kandidat lain, ter­utama tato, Franz membela diri. “Tato adalah simbol ke­hen­dak bebas yang tidak meru­gikan kebe­basan orang lain,” kata dia.

Tapi justru penampilannya itulah, dia populer di kalangan kaum muda. Dalam simulasi yang digelar 441 sekolah tinggi di seluruh negeri sebulan sebe­lum pemungutan suara, Franz menang besar, mengumpulkan lebih dari 40 persen dari sekitar 60.000 suara.

Karel Strachota, panitia simulasi Pilpres, melihat Franz sebagai “kandidat yang belum tercemar politik.”

Dia juga pas dengan pilihan kaum muda, yang tak mau terikat dengan partai tertentu.

“Secara personal, aku tak akan memilihnya. Tapi tato di tubuhnya sama sekali bukan masalah. Orang-orang muda menyukainya karena mereka tidak memiliki alternatif yang lebih baik,” kata Thomas Pis­tora (33) dari Praha.

Ini adalah kali pertamanya presiden dipilih langsung rak­yat, bukan oleh parlemen. Ada sembilan kandidat yang ber­tarung. Kandidat favorit adalah Milos Zeman, yang diper­kirakan mendapat 25 persen suara, juga Jan Fischer yang ada di urutan dua dengan 20 per­sen suara. [Harian Rakyat Merdeka]

ARTIKEL LAINNYA