Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Situasi Swedia Sementara Terkendali

Kerusuhan Dipicu Bentrokan Antar Imigran

Senin, 27 Mei 2013, 08:51 WIB
Situasi Swedia Sementara Terkendali
ilustrasi, Bentrokan Antar Imigran
rmol news logo Ibukota Swedia, Stockholm, relatif aman setelah sepekan dilanda kerusuhan. Aparat kepolisian berhasil membendung kerusuhan di pinggiran kota miskin, lokasi insiden terburuk dalam catatan negeri yang penduduknya dinilai paling bahagia di dunia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Insiden ini menjadi tantangan karena orang Swedia dijuluki paling bahagia di dunia.

Bahkan, memiliki tingkat kesejahteraan, pendidikan, dan harapan hidup yang tinggi.

Selain itu, Swedia juga memiliki angka pengangguran dan kemiskinan yang sangat rendah, dengan fasilitas kesehatan gratis, serta menjadi pendukung paling aktif dalam kampanye pelestarian lingkungan. Negara ini punya populasi 9,3 juta jiwa.

“Suasana cukup tenang,” kata juru bicara polisi Lars Bystrom, Sabtu malam (25/5). “Ini tidak lebih buruk dari malam biasanya.

Bystrom mengatakan, 12 orang telah ditahan di selatan ibukota Swedia dan beberapa mobil telah dibakar di berbagai bagian kota. Namun dia belum yakin, kekerasan akan berakhir.

Kerusuhan yang terjadi di Stockholm, Swedia, membuat pemerintah Amerika Serikat dan Inggris mengeluarkan larangan kepada warga mereka untuk berpergian ke wilayah tersebut.

Stockholm mengalami kericuhan selama hampir satu pekan, kemarin mulai tenang. Namun, ditakutkan keributan ini menyebar hingga ke luar Stockholm.

Kedutaan Inggris dan AS sudah mengkonfirmasi soal keamanan staf mereka.

Kerusuhan ini juga memunculkan perdebatan mengenai integrasi peraturan keimigrasian. Sekitar 15 persen populasi Swedia merupakan imigran yang mendapatkan keuntungan dari kebijakan para pencari suaka selama ini. Akibat kebijakan yang ramah bagi imigran tersebut, Swedia dikenal sebagai negara favorit pencari suaka.

Kerusuhan diduga dipicu oleh tertembaknya seorang warga Husby berusia 69 tahun oleh polisi karena membawa parang di tempat ramai.

Warga membakar mobil dan menyerang kantor-kantor polisi di 15 wilayah pinggiran Stockholm yang didominasi penduduk migran pada hari keempat kerusuhan, Kamis (23/5) waktu setempat.

Kerusuhan tersebut disebut-sebut bakal menghancurkan citra Swedia yang selama ini dikenal sebagai negara damai dan egaliter.

Regu pemadam kebakaran mengaku menerima panggilan dari 90 lokasi berbeda dalam satu malam, sebagian besar dikarenakan aksi perusuh.

Pada Kamis pagi, kantor-kantor polisi di distrik Kista dekat pinggir kota Husby dimana kerusuhan berawal pada Minggu (19/5) malam, dilempari batu.

Dua kantor polisi di selatan ibukota Swedia juga dilempari batu. Di selatan Skogaas, sebuah restoran rusak parah setelah dibakar massa.

Penembakan kepada warga Husby berusia paruh baya itu terjadi di tengah upaya mediasi. Namun, versi polisi, lelaki tersebut tewas setelah berupaya lari ke apartemennya. Polisi mengklaim penembakan itu merupakan upaya membela diri.

Aktivis lokal mengatakan, penembakan tersebut memicu kemarahan para pemuda yang mengklaim selama ini mereka telah menjadi korban aksi brutal polisi.

Pada malam pertama kerusuhan, para perusuh itu mengatakan polisi menyebut mereka sebagai “gelandangan, monyet dan negro.” Dua orang, termasuk seorang polisi dilaporkan terluka dalam kerusuhan tersebut. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA