Trgaedi itu terjadi di Republik Ceko, tepatnya di kota Uhersky Brod. Sekitar 20 orang sedang berada di restoran pada saat penembakan terjadi.
"Pria itu ke restoran Druzba dan mulai menembak tanpa pandang bulu," kata Walikota setempat, Patrik Kuncar, dikutip dari
BBC.
Polisi Ceko menggambarkannya sebagai insiden penembakan massal terburuk dalam sejarah. Tersangka digambarkan sebagai seorang pria lokal berusia sekitar 60 tahun.
Selain delapan orang tewas, seorang wanita yang ditembak di dada dikabarkan berada dalam kondisi serius di rumah sakit.
Terkait itu, Menteri Dalam Negeri Republik Ceko, Milan Chovanec, mengatakan itu bukan serangan teroris.
Perdana Menteri Ceko, Bohuslav Sobotka, mengatakan, ia terkejut oleh serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Pemilik restoran, Pavel Karlik, mengatakan penyerang berjalan masuk ke dalam restorannya dan menembakkan pistol.
"Saya segera berlari keluar melalui pintu belakang, bersama dengan tamu lain yang kemudian memanggil ambulans dan polisi," katanya.
Dikabarkan oleh media setempat bahwa si penembak sempat menghubungi stasiun televisi nasional sebelum ia mulai serangan.
Pria itu mengaku "disiksa" dan tidak ada lembaga-lembaga publik yang mau membantunya.
"Dia juga mengaku memiliki pistol dan sandera dan bahwa ia akan bertindak dengan caranya sendiri," kata Pavel Lebduska, kepala penyiaran daerah stasiun televisi
Prima.
Si pelaku memberikan namanya kepada stasiun televisi itu, namun hal itu dirahasiakan ke publik dan hanya untuk penyelidikan polisi.
Uhersky Brod sendiri adalah sebuah kota berpendududk 17.000 orang di wilayah Moravia, dekat perbatasan dengan Slovakia.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: