Kerjasama tersebut mencakup pertukaran intelijen serta melakukan patroli keamanan bersama. Langkah tersebut segera diambil menyusul serangan teror yang terjadi di ibukota Burkina Faso, Ouagadougou, pekan lalu.
Kerjasama kedua negara dibangun dalam pertemuan Perdana Menteri Burkina Faso dan Mali yang dilakukan pada Minggu (17/1).
Tidak dirilis lebih lanjut soal kapan kesepakatan itu akan diimplementasikan. Namun kerjasama tersebut menunjukkan inisiatif kedua negara menghadapi masalah peningkatan teror.
Selama beberapa tahun terakhir diketahui kelompok militan telah menggunakan wilayah utara Mali sebagai basis.
Otoritas Burkina Faso sekarang khawatir bahwa perbatasan padang pasir panjang dengan Mali bisa menjadi titik transit bagi militan.
"Ada kemauan politik yang sangat kuat pada bagian dari kedua negara untuk menggabungkan upaya kami untuk memerangi terorisme," kata perdana menteri Burkina Faso, Paul Kaba Thieba seperti dimuat
Reuters.
Serangan di Burkina Faso sendiri diketahui terjadi di Splendid Hotel. Dalam serangan yang diklaim kelompok militan al Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) itu, sebanyak 28 orang dari 7 negara tewas dan 50 orang lainnya luka-luka.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: