Pada hari Minggu (19/3), Menteri Luar negeri Uni Emirat Arab mengatakan kepada Dubes Swiss bahwa lebih baik jika masalah tersebut diselesaikan melalui saluran bilateral yang didirikan antara Bahrain dan Swiss.
Dalam pemanggilan itu disebut juga bahwa Swiss telah gagal untuk mengenali bahwa rezim Al Khalifah telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia kerajaan kecil di kecil Teluk Persia tersebut.
Untuk diketahui bahwa pekan lalu, Duta Besar Swiss untuk PBB Valentin Zellweger meminta Manama untuk bekerja sama dengan Dewan Hak Asasi Manusia. Ia juga menyuarakan kecemasannya atas represi dari masyarakat sipil di Bahrain.
"Penggunaan penyiksaan, tidak memadai jaminan pengadilan yang adil dan penggunaan kekuatan yang berlebihan selama demonstrasi damai, serta pembalasan terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia atau orang-orang yang bekerja sama dengan PBB, menjadi perhatian," katanya.
Demonstran anti-rezim telah mengadakan demonstrasi di Bahrain pada hampir setiap hari sejak pemberontakan rakyat mulai di kerajaan pada tanggal 14 Februari 2011.
Pada tanggal 14 Maret 2011, pasukan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dikerahkan ke Bahrain untuk membantu pemerintah Manama dalam tindakan keras terhadap demonstran damai.
Sejumlah orang telah kehilangan nyawa mereka dan ratusan lainnya menderita luka-luka atau ditahan.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: