Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pagelaran Wayang Kulit Dan Gamelan Jawa Pukau Masyarakat Amerika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 01 Mei 2017, 13:38 WIB
Pagelaran Wayang Kulit Dan Gamelan Jawa Pukau Masyarakat Amerika
Foto/Net
rmol news logo Keunikan dan keindahan seni budaya wayang kulit dan gamelan Jawa berhasil memukau ratusan pengunjung dari segala umur di Boston, Amerika Serikat, Minggu (30/5), waktu setempat.

Pagelaran bertajuk "Magic Flute" yang diselenggarakan oleh Museum Arkeologi dan Etnologi Peabody milik Harvard University dan didukung oleh Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE, Inc.) ini mampu menarik minat para pencinta seni, pemerhati budaya serta khalayak umum dari berbagai kalangan masyarakat Amerika maupun Indonesia di Boston dan sekitarnya.

Pagelaran ini merupakan bagian dari eksibisi "All the World Is Here" yang salah satu pamerannya bertemakan "The Magic of Java" untuk memperingati ulang tahun Museum Arkeologi dan Etnologi Peabody, Harvard University yang ke-150.

Selama lebih kurang dua jam, pengunjung disuguhi dengan pertunjukan orkestra gamelan Jawa kontemporer yang dibawakan oleh 14 mahasiswa pascasarjana dari Harvard University dan Longy School of Music. Pagelaran ini dipimpin oleh Jody Diamond, Artist in Residence di Department of Music, Harvard University danTheater Director, Mitchell Polonsky.

Diiringi lantunan orkestra gamelan, karakter-karakter pewayangan seperti Garuda, Buta Enom, Sita, Prabu Susarma dan Durga tampil menawan dan energik dalam sandiwara wayang kontemporer "Magic Flute" yang dibawakan dengan sangat menarik oleh dalang Marc Hoffman, seorang seniman wayang dari negara bagian Maryland yang telah belajar perwayangan bertahun-tahun di Solo, Indonesia.

Jody Diamond yang juga merupakan Direkturdari American Gamelan Institute menjelaskan latarbelakang dari terlaksananya pagelaran musik ini.

"Pagelaran ini bermula dari ketertarikan mahasiswa pascasarjana jurusan musik Harvard University, Hayley Fennakantradisimarionette Jerman yang menampilkan sandiwa raboneka (puppets act) diiringi oleh komposisi musik dari mahakarya komposer legendaris dunia Mozart berjudul 'Magic Flute'. Hayley dan saya lalu berkeinginan untuk menciptakan pagelaran musik kontemporer serupa dengan mengangkat keunikan wayang kulit Jawa diiringi oleh gamelan Jawa," kata Jody Diamond dalam rilisnya.

"Sebagai masyarakat Indonesia yang bermukim di Amerika, kita bangga dapat menjadi bagian dari kegiatan seni dan budaya Indonesia seperti ini. Peran besar institusi pendidikan bergengsi dunia seperti Harvard University dalam menggelar wayang kulit dan gamelan Jawa membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia sudah semakin mendunia dan mendapat perhatian khusus dari masyarakat Amerika," ujar Olla Chas, Co-founder & President dari Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE, Inc.), sebuah organisasi nirlaba yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika dan promosi seni budaya Indonesia di kawasan New England, daerah pantai timur Amerika yang mencakup 6 negara bagian.

Jelas Olla, jika orang luar saja memiliki ketertarikan tinggi kepada seni budaya Indonesia, sudah selayaknya kita yang orang Indonesia bisa lebih bangga dan mempunyai kemauan lebih untuk melestarikan dan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia dimanapun kita berada.

"Kedepannya diharapkanakan semakin banyak lagi kolaborasi serupa yang dapat mengangkat seni budaya Indonesia lainnya," tambah Olla.

Selain pertunjukan wayang kulit dan gamelan, eksibisi yang mengangkat keunikan sebuah desa di Jawa dan pernah ditampilkan di Chicago World’s Fair juga dipertunjukkan di galeri museum tersebut. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat langsung mencoba memainkan wayang-wayang kulit dan menikmati kopi-kopi lezat khas Indonesia dari Sumatera dan Bali. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA