Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KTT G7 Penuh Tantangan Akibat Sikap Trump

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 26 Mei 2017, 17:52 WIB
KTT G7 Penuh Tantangan Akibat Sikap Trump
Tujuh Pemimpin Negara Ekonomi Terkuat Dunia (G7)/Reuters
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin lainnya dari negara-negara kaya di dunia bertemu dalam KTT G7 pada hari ini (Jumat, 26/5).

KTT kali ini penuh tantangan, setelah sebelumnya Trump membuat komentar kuat terhadap sekutu NATO di Brussel dan mengecam kebijakan perdagangan Jerman sehari sebelumnya.

Ucapan konfrontasi Trump di Brussel, menjelang konferensi puncak dua hari di kota Taormina, Mediterania, seolah menegaskan sekutu yang berharap bisa membujuknya untuk memperlunak sikapnya terhadap perdagangan dan perubahan iklim.
 
Dalam KTT NATO hari ini, pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat membahas sejumlah isu, termasuk terorisme, Suriah, Korea Utara dan ekonomi global.

"Tidak diragukan lagi, ini akan menjadi pertemuan puncak G7 yang paling menantang di tahun-tahun depan," kata Donald Tusk, mantan perdana menteri Polandia yang memimpin pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa, mengatakan sebelum pertemuan tersebut dimulai.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Gary Cohn memprediksikan diskusi kuat akan terjadi, terutama mengenai perdagangan dan iklim.

Trump, yang menolak pemanasan global diketahui mengancam untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan iklim 2015 yang dijanjikan di Paris pada tahun 2015.

Rekan sesama pemimpin G7 berusaha meyakinkannya untuk tetap tinggal. Cohn dan pejabat pemerintah lainnya mengatakan bahwa Trump akan menunggu sampai setelah KTT untuk memutuskan langkah yang akan diambil.

"Ini adalah kesempatan nyata pertama bahwa masyarakat internasional harus memaksa pemerintah Amerika untuk mulai menunjukkan tangannya, terutama mengenai kebijakan lingkungan," kata Tristen Naylor, seorang dosen pembangunan di Universitas Oxford dan wakil direktur Riset G20 seperti dimuat Reuters. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA