Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menanti Sepatah Kata Dari Trump Soal Penyerangan Di Portland

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 29 Mei 2017, 17:25 WIB
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima sejumlah tekanan dari masyarakat untuk memberikan komentar soal kasus serangan rasis di Portland, Oregon pekan lalu.

Serangan yang dimaksud adalah kasus penikaman dua orang pria yakni Taliesin Myrddin Namkai-Meche berusia 23 tahun dan Rick Best yang berusia 53 tahun di dalam sebuah kereta komuter.

Keduanya ditikam secara fatal oleh seorang pria saat melakukan intervensi untuk menghentikan serangan rasis terhadap seorang remaja Muslim di dalam kereta.

Kedua korban telah dihormati sebagai pahlawan oleh walikota Portland dan FBI. Namun masih belum ada sepatah kata pun yang keluar dari Trump terkait hal ini.

Padahal, sejak akhir pekan kemarin, Trump aktif di Twitter dengan membuat sejumlah postingan mengenai sejumlah topik mulai dari perawatan kesehatan sampai berita palsu.

Dan Rather, mantan jurnalis Amerika memimpin kampanye di sosial media untuk meminta Trump membuat pernyataan tentang serangan tersebut.

"Orang Amerika pemberani yang meninggal di tangan seorang yang ketika semua fakta dikumpulkan, mungkin kita berhak menyebutnya sebagai teroris," tulisnya Dan Rather di akun Facebook miliknya.

"Mungkin tidak sesuai dengan cerita yang Anda (Trump) dorong di jalur kampanye dan itu telah membawa anda ke Gedung Putih, orang-orang itu tidak dibunuh oleh seorang imigran yang tidak berdokumen atau orang Islam radikal teroris," tulisnya.

"Ekstrimisme ini mungkin berbeda dari kebanyakan apa yang Anda perhatikan atau bahkan perhatian di media cetak. Tapi itu tidak membuatnya menjadi kurang serius, atau mematikan, "tulisnya seperti dimuat The Guardian. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA