"Dengan hubungan dekat dan persahabatan kami yang baru-baru ini dikembangkan dengan China, kami yakin bahwa rudal itu tidak ditujukan pada kami," kata juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Harry Roque jelang akhir pekan ini.
Namun, Roque menambahkan bahwa Filipina tetap prihatin tentang penempatan rudal itu, yang disebutnya sebagai "wilayah yang diperebutkan" di Laut China Selatan, yang juga disebut di Filipina sebagai Laut Filipina Barat.
Wilayah yang diperebutkan itu dikenal juga dengan nama Mischief Reef. Wilayah itu menjadi salah satu tempat misil China dikerahkan.
Pada tahun 2016, wilayah tersebut dinyatakan sebagai bagian dari wilayah Filipina oleh pengadilan internasional yang didukung PBB di Den Haag.
Namun kawasan terumbu karang ini adalah salah satu dari tujuh wilayah di Laut China Selatan yang direklamasi oleh China. Pada bulan Februari, dilaporkan bahwa Cina telah mengubah terumbu karang tersebut menjadi benteng pulau buatan dengan beberapa fasilitas angkatan laut dan udara, termasuk landasan pacu dan landasan helikopter.
Dalam sebuah laporan eksklusif pada hari Kamis, saluran televisi CNBC mengatakan Beijing telah mengerahkan rudal-rudal jelajah anti-kapal dan rudal permukaan-ke-udara di tiga terumbu karang itu, yaitu Mischief Reef, Fiery Cross Reef, dan Subi Reef.
Mengutip laporan intelijen AS, CNBC mengatakan instalasi rudal menandai penyebaran rudal China pertama di terumbu karang tersebut.
Terumbu karang adalah bagian dari kelompok pulau Spratlys. Setidaknya enam negara, termasuk China dan Filipina, memiliki klaim yang bersaing atas Spratly.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: