Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Duterte Dibenci, Tapi Tetap Dicinta

Sebut Tuhan Bodoh

Rabu, 27 Juni 2018, 09:25 WIB
Duterte Dibenci, Tapi Tetap Dicinta
Rodrigo Duterte/Net
rmol news logo Presiden Filipina Rodrigo Duterte memang sosok kontroversial. Setelah mengutuk Paus Fransiskus, Uni Eropa dan PBB, kini Duterte menyebut Tuhan bodoh. Dia pun dikecam. Tapi, tetap dicinta warganya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Duterte menghujat Tuhan saat berpidato di Davao. Pidato itu disiarkan stasiun televisi setempat, Jumat (22/6) lalu. Dia mengejek kisah penciptaan Adam dan Hawa. Duterte mempertanyakan, mengapa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa hanya untuk membiarkan mereka menyerah pada godaan yang menghancurkan kesucian mereka. "Siapakah Tuhan yang bodoh ini?" seru Duterte seperti dilansir BBC, kemarin.

"Dia betul-betul bodoh. Anda menciptakan sesuatu yang sempurna dan kemudian Anda sendiri memikirkan suatu peristiwa yang akan menodai dan menghancurkan kualitas hasil penciptaan Anda," sambung Duterte.

Menurut dia, akibat kesalahan Adam dan Hawa, semua manusia ternoda. "Anda belum lahir, tapi sekarang Anda sudah langsung mengemban dosa asal Agama macam apa itu? Itu yang tidak bisa aku terima, proposisi yang sangat bodoh."

"Bagaimana Anda bisa merasionalisasi Tuhan? Apakah Anda percaya?" tanya Duterte kepada para pemirsa di negara Katolik terbesar Asia itu.

Hujatan pria berusia 73 tahun terhadap Tuhan langsung ditanggapi keras Uskup Arturo Bastes. Dia menyebut Duterte sebagai orang gila dan psikopat. Dia menyerukan umat untuk berdoa agar ucapan-ucapan menghujat dan tendensi diktator Duterte berakhir. "Ungkapan Duterte terhadap Tuhan dan Alkitab mengungkapkan lagi bahwa dia adalah seorang yang aneh secara psikologis, seorang psikopat, pikiran yang tidak normal seharusnya tidak terpilih sebagai presiden negara kita yang beradab dan Kristen," tegas Uskup Bastes.

Uskup lain, Ruperto Santos, mengatakan Duterte telah kelewat batas. Sementara senator oposisi Antonio Trillaner IV menyebut Duterte sebagai salah satu orang jahat yang pernyataannya sangat konsisten dengan kebohongan, tidak berperasaan dan kejam.

Senator Panfilo Lacson mengaku sering mendukung kebijakan Duterte. Tetapi kini dia kecewa. "Setelah ucapan Presiden menentang Tuhan kepada siapa saya berdoa setiap hari dan dengan siapa saya menemukan penghiburan dan kenyamanan di semua masa-masa sulit saya, Saya bahkan tidak perlu memikirkan pilihan saya. Semoga Tuhan saya mengampuninya dan membuatnya menebus semua dosa-dosanya," ucap Lacson.

Menanggapi banjir kecaman, Kantor Kepresidenan mengatakan Duterte sekadar mengekspresikan keyakinan pribadi. Jubir Kepresidenan Filipina Harry Roque menyebut, pernyataan Duterte tak lepas dari pengalamannya berseteru dengan gereja saat muda. "Dia diduga disiksa oleh seorang imam," ungkap Roque.

Malah, kantor kepresidenan meminta pihak gereja serius menangani kesalahan-kesalahan para imam terhadap umat dan meminta maaf. "Ini adalah masalah yang harus dihadapi gereja dan mungkin saja terjadi bahwa Presiden adalah salah satu korban. Gereja tidak dapat melupakan ini. Mereka harus mengakui dan meminta maaf sehingga semua korban, termasuk Presiden Duterte, juga dapat melanjutkan hidup mereka," tandas Roque.

Mulut Duterte memang kerap kali melontarkan kata-kata kasar tanpa filter. Dia pernah menyerang Barack Obama yang saat itu menjabat Presiden AS dengan menyebutnya sebagai "anak pelacur". Sebutan yang sama dia lontarkan kepada pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus.

Saat berkampanye untuk pemilihan presiden pada 2016, dia menjadikan peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan seorang misionaris perempuan Australia di Davao sebagai bahan candaan. "Saya marah bahwa dia diperkosa," katanya. "Itu satu hal. Tapi dia sangat cantik, seharusnya walikota yang melakukannnya terlebih dahulu, sayang sekali,"  imbuhnya.

Selain itu, dia juga memerintahkan tentara Filipina menembak perempuan pemberontak komunis di vagina mereka. Kendati begitu, Duterte masih dicinta oleh warga Filipina. Kebijakannya banyak mendapat dukungan, utamanya soal tembak mati para bandar narkoba. Hampir 90 persen warga Filipina mendukung perang anti-narkoba yang digaungkan Duterte. Selain itu, Duterte juga dianggap mampu meningkatkan stabilitas kebijakan luar negeri Filipina.

Ricardo Abad, Kepala Sosiologi dan Antropologi di Universitas Ateneo di Manila pernah menyatakan, banyak yang menyukai gaya kepemimpinan Duterte yang tegas. "Orang-orang menyukai pria ini. Orang mungkin tidak setuju dengan kebijakannya atau mungkin bersikap ambivalen. Tapi karena mereka menyukainya, orang akan cenderung memberinya keuntungan dari keraguan tersebut," kata Ricardo Abad. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA