Kekerasan baru-baru ini yang terjadi di negara itu telah merenggut paling tidak 21 nyawa.
Pertumpahan darah terjadi pada akhir pekan kemarin di Beni, sebuah kota titik api di wilayah Kivu Utara. Militer Kongo telah menyalahkan Angkatan Bersenjata Sekutu (ADF), milisi pemberontak yang terkenal kejam atas kekerasan itu.
Sementara itu Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan bahwa kekerasan itu menyebabkan NRC dan lembaga bantuan lainnya, telah dipaksa untuk sementara menangguhkan kegiatan di Beni.
"Ini menunjukkan situasi keamanan yang semakin mengkhawatirkan di seluruh negeri," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan awal pekan ini.
"Suspensi ini telah mengganggu bantuan untuk ribuan orang yang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan," tambah pernyataan NRC seperti dimuat
.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: