Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Studi: Ada 259 Kematian Akibat Swafoto Sejak 2011

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 04 Oktober 2018, 13:21 WIB
Studi: Ada 259 Kematian Akibat Swafoto Sejak 2011
Swafoto/Net
rmol news logo Mengambil selfie atau swafoto bisa menjadi momen yang menyenangkan. Namun aktivitas ini juga bisa membahayakan hingga merenggut nyawa jika tidak berhati-hati.

Dalam data terbaru yang dirilis di Journal of Family Medicine and Primary Care pekan ini, sejumlah peneliti dari Institut Saind Medis All India, yang merupakan sekelompok perguruan tinggi medis publik di New Delhi, tercatat paling tidak ada 259 orang di seluruh dunia yang telah meninggal dunia akibat swafoto sejak 2011 lalu.

Para peneliti menjelajahi laporan berita soal kematian akibat swafo yang terjadi dari Oktober 2011 hingga November 2017.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa sebagian besar kematian akibat swafoto terjadi di India kemudian diikuti oleh Rusia, Amerika Serikat dan Pakistan.

Sebagian besar korban adalah laki-laki (sekitar 72 persen) dan di bawah usia 30 tahun.

India menyumbang lebih dari separuh total kematian akibat swafoto, yakni 159 kematian sejak 2011 lalu.

Para peneliti menghubungkan angka yang tinggi dengan populasi besar penduduk di bawah 30 tahun, yang merupakan populasi yang terbesar di dunia.

Meskipun wanita umumnya lebih banyak narsis daripada pria, para peneliti menemukan bahwa pria lebih cenderung mengambil resiko, seperti berdiri di tepi jurang, untuk mengambil gambar dramatis.

"Ini membenarkan jumlah kematian dan insiden yang lebih tinggi untuk pria," kata studi itu. seperti dimuat CNN.

Di antara penyebab kematian ketika swafoto umunya adalah tenggelam atau terjatuh. Biasanya melibatkan tempat tinggi atau ombak di lautan atau jatuh dari perahu.

Penyebab lainnya juga adalah transportasi, seperti melakukan swafoto dengan cepat saat kereta bergerak mendekat.

Selain itu, kebakaran dan swafoto dengan binatang berbahaya juga menjadi penyebab lainnya kematian akibat swafoto.

Studi ini mengatakan masalah kematian akibat swafoto hampir pasti tidak dilaporkan. Sebagai contoh, studi mencatat bahwa ketika seseorang memutuskan untuk berpose untuk swafoto saat mengemudi dan kemudian tewas dalam kecelakaan mobil, itu paling sering dilaporkan hanya sebagai kecelakaan lalu lintas yang fatal. Dan ada beberapa negara berkembang di mana laporan tentang kematian swafoto mungkin tidak masuk ke dalam berita lokal.

Penelitian yang sama juga menemukan kematian akibat swafoto juga meningkat. Hanya ada tiga kematian selfie dilaporkan pada tahun 2011. Pada tahun 2016 jumlah itu telah melesat hingga 98.

"Para pemuda dan turis sering terpengaruh karena keinginan menjadi keren,memposting foto di sosial media dan mendapatkan imbalan dalam bentuk suka dan komentar," kata studi itu.

"Selfie itu sendiri tidak berbahaya, tetapi perilaku manusia yang menyertai selfie itu berbahaya. Individu perlu dididik mengenai perilaku berisiko tertentu dan tempat berisiko di mana narsis tidak boleh diambil," tambahnya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA