Demikian pandangan Ketua Prodi Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (16/11).
"Ya ini harusnya
kan dikembalikan kepada nilai-nilai yang dipahami universal yang diyakini oleh komunitas ASEAN itu sendiri. Nilai perlindungan HAM penting atau tidak? kalau tidak ya memang ASEAN tidak punya prioritas terhadap perlindungan HAM, tapi kalau iya itu harus ditegakkan," ujar peraih doktor Bidang Kajian Asia Tenggara dari Australian National University ini.
Sebelumnya perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission Human Right (AICHR) Dinni Wisnu mengakui organisasi negara-negara Asia Tenggara itu lebih menitikberatkan kepada aspek
promotion ketimbang
protection.
"Kalau
promotion kita lebih
rising awareness mengembangkan pemahaman masyarakat, kalau propection kita fungsi akuntabilitas yang kita ajukan, kita bisa juga meminta informasi dari pemerintah. Nah dalam keseharian kami di AICHR ini kita formil antarnegara, anggota itu formil, fungsi kami lebih sebagai pengawal kalau bahasanya lebih fungsi pengingat,
reminder," tutur Dinni dalam acara Dialog Panel Ungkap Fakta Pelanggaran HAM, di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (14/11) lalu.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: