Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump Effect Ancam Perjanjian Paris Soal Perubahan Iklim

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 03 Desember 2018, 20:50 WIB
<i>Trump Effect</i> Ancam Perjanjian Paris Soal Perubahan Iklim
Trump/Net
rmol news logo Pernyataan serta sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap isu perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan, yakni membatasi upaya global untuk mengurangi karbon.

Begitu hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Institute of International and European Affairs.

Studi tersebut menemukan bahwa kata-kata yang dilontarkan oleh Trump serta tindakannya terkait isu perubahan iklim menyebabkan kerusakan yang nyata pada perjanjian Paris terkait iklim.

Analisis mengatakan penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris telah menciptakan penutup politik bagi orang lain untuk memperlambat komitmen mereka atas isu perubahan iklim.

Studi ini dilakukan ketika para delegasi memulai pembicaraan dua minggu di PBB tentang masa depan perjanjian Paris.

Trump sendiri menarik Amerika Serikat dari perjanjian Paris. Dia menegaskan bahwa dia terpilih untuk melayani warga Pittsburgh dan bukan Paris.

Bukan hanya itu, di masa pemerintah Trump, peraturan lingkungan federal Amerika Serikat tentang minyak, gas dan batu bara telah dibatalkan dan, sebagai akibatnya, beberapa proyek bahan bakar fosil yang paling kotor telah menjadi lebih menarik bagi investor.

Penulis mengatakan bahwa penarikan Amerika Serikat dari perjanjian Paris telah menciptakan penutup moral dan politik bagi orang lain untuk mengikutinya. Penulis mengutip dua contoh negara, yakni Rusia dan Turki, yang keduanya menolak untuk meratifikasi kesepakatan Paris.

Penarikan AS juga sangat merusak niat baik pada perundingan internasional.

Sementara Uni Eropa, Cina dan India telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang lebih ambisius untuk mendukung perjanjian Paris, penulis studi Joseph Curtin yakin mereka akan enggan mengambil langkah-langkah besar tanpa keikutsertaan Amerika Serikat.

"Tidak mungkin pemain besar itu akan meningkatkan ambisi mereka tanpa semacam quid pro quo dari Amerika Serikat," katanya kepada BBC.

"Kemungkinan bahwa mereka akan mengambil janji yang lebih ambisius dalam jangka pendek tentu telah rusak," tambahnya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA