Proposal ini diajukan di tengah upaya menjajaki pembicaraan kedua belah pihak dengan mediasi PBB yang berlangsung di Rimbo, Swedia sejak beberapa hari terakhir.
Pihak Houthi menilai, tawaran yang diajukan tidak sesuai dengan standar internasional.
Pemerintah Yaman mengusulkan untuk membuka kembali fasilitas tersebut pada hari Jumat (7/12). Namun salah satu syaratnya adalah bahwa pesawat akan diperiksa di bandara Aden atau Seiyoun, yang berada di bawah kendali koalisi Saudi-Uni Emirat Atab yang berperang dengan Houthi.
Marwan Dammaj, seorang anggota delegasi pemerintah Yaman mengatakan, fasilitas di Sanaa hanya akan dibuka kembali untuk penerbangan domestik dengan tujuan untuk mengakhiri penderitaan rakyat tentang transportasi dan pasokan kebutuhan sehari-hari.
Bandara tersebut diketahui telah berada di bawah kendali Houthi sejak 2014 itu diketahui telah berulang kali dibom oleh aliansi Saudi-UEA dan banyak pesawat, landasan udara dan bangunan terminal utama pun banyak menderita kerusakan parah.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: