Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Filipina Mengaku Pernah Melakukan Pelecehan Seksual, Kelompok HAM Geram

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 31 Desember 2018, 18:45 WIB
Presiden Filipina Mengaku Pernah Melakukan Pelecehan Seksual, Kelompok HAM Geram
Duterte/Net
rmol news logo Presiden Filipina kembali menyita perhatian banyak pihak baru-baru ini. Bukan Duterte namanya, jika tanpa komentar atau tindakan kontroversial.

Kali ini, Duterte kebanjiran kritik karena mengatakan bahwa dia pernah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang pembantu ketika dia masih remaja.

Dalam sebuah pidatonya baru-baru ini, Duterte menuturkan bahwa dia ingat dia pernah mengaku pada seorang pastor bagaimana dia merogoh pakaian dalam seorang pembantu wanita saat dia tidur.

"Saya mengangkat selimut. Saya mencoba menyentuh apa yang ada di dalam celana," katanya.

"Saya menyentuh. Dia bangun jadi saya meninggalkan kamar," sambungnya, seperti dimuat BBC (Senin, 31/12).

Duterte mengatakan bahwa dia memberi tahu pastor itu bahwa dia kemudian kembali ke kamar wanita itu dan mencoba melecehkan pembantunya itu lagi.

Namun kemudian, jurubicara Duterte mengatakan bahwa presiden hanya merangkai dan menambah-nambahkan cerita dalam pidato itu.
Pernyataan Duterte memicu kritik dari kelompok-kelompok HAM di Filipina. Kelompok HAM Gabriela,  mengatakan komentar itu sama saja dengan mengakui pemerkosaan.

"Pemerkosaan tidak hanya terjadi melalui penyisipan penis," kata sekretaris jenderal organisasi Gabriela, sebuah kelompok yang mewakili kelompok-kelompok hak asasi perempuan, Joms Salvador.

"Jika itu jari atau benda, itu dianggap pemerkosaan," tambahnya.

Sementara itu, Koalisi Melawan Penjualan Wanita Asia Pasifik menyebut bahwa komentar Duterte menempatkan pekerja domestik atau pembantu rumah tangga dalam bahaya.

"Praktek-praktek pelecehan yang memamerkan mendorong budaya pemerkosaan dan dalam kasus ini, pelecehan seksual terhadap pekerja rumah tangga," kata direktur eksekutif Jean Enriquez. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA