Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Investigasi WSJ Beberkan China Gunakan Kekuatan Politik Untuk Skandal 1MDB Malaysia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 08 Januari 2019, 14:45 WIB
Investigasi WSJ Beberkan China Gunakan Kekuatan Politik Untuk Skandal 1MDB Malaysia
1MDB/Net
rmol news logo China pernah menawarkan bantuan untuk menyelamatkkan dana pemerintah Malaysia di pusat skandal korupsi miliaran dolar AS, yang dikenal dengan nama 1MDB tahun 2016 silam.

Hal itu diungkap Wall Street Journal awal pekan ini (Senin, 7/1), setelah melakukan tinjauan risalah atas serangkaian pertemuan yang dirahasiakan yang pernah dilakukan oleh Najib Razak, yang pada saat itu masih menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, serta sejumlah pejabat tinggi China.

Pada saat itu, para pejabat China mengatakan kepada pejabat-pejabat Malaysia yang berkunjung bahwa China akan menggunakan pengaruhnya untuk mencoba membuat Amerika Serikat dan negara-negara lain menjatuhkan tuduhan mereka bahwa sekutu-sekutu Perdana Menteri Najib Razak dan yang lainnya menjarah dana 1MDB.

Bukan hanya itu, China juga menawarkan bantuan untuk mengganggu rumah dan kantor wartawan Wall Street Journal di Hong Kong yang sedang menyelidiki kasus dana tersebut, demi mengetahui siapa yang membocorkan informasi kepada mereka.

Sebagai imbalannya, Malaysia menawarkan taruhan yang menguntungkan dalam proyek-proyek kereta api dan pipa untuk program One Belt, One Road China untuk membangun infrastruktur di luar negeri.

Kemudian, dalam beberapa bulan, Najib yang saat itu menjadi Perdana Menteri, menandatangani kontrak senilai 34 miliar dolar AS untuk pembangunan rel, saluran pipa dan kesepakatan lainnya dengan perusahaan negara China. Proyek-proyek itu akan didanai oleh bank-bank China dan dibangun oleh para pekerja China.

Selain itu, merujuk pada dua sumber anonim yang dekat dengan isu tersebut, ditemukan bahwa Najib memulai pembicaraan rahasia dengan pejabat-pejabat China untuk membiarkan kapal-kapal angkatan laut China berlabuh di dua pelabuhan Malaysia. Izin semacam itu akan menjadi konsesi penting bagi Beijing, yang mencari pengaruh lebih besar di perairan Laut China Selatan yang diperebutkan. Namun, pada akhirnya, hal itu tidak terjadi.

Tinjauan Wall Street Journal atas proyek-proyek China-Malaysia, berdasarkan pada dokumen dan wawancara dengan pejabat saat ini dan mantan pejabat Malaysia, menunjukkan detil dari masa di mana kekuatan politik China bekerja di belakang program Belt and Road China. Program itu adalah sebuah inisiatif khusus untuk membangun pelabuhan, kereta api, jalan, dan jaringan pipa di sekitar 70 negara untuk menghasilkan perdagangan dan bisnis bagi perusahaan China.

Risalah pertemuan pejabat China-Malaysia itu mengatakan bahwa meskipun tujuan proyek adalah "bersifat politis", yakni untuk menopang pemerintahan Najib, menyelesaikan utang 1MDB dan memperdalam pengaruh China di Malaysia, namun sangat penting bagi publik untuk melihatnya sebagai langkah yang diambil karena dorongan pasar.

Tidak ada keterangan atau konfirmasi dari pihak pemerintah China terkait laporan ini. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA