Penyebabnya, karena tubuh pelaku bom bunuh diri sudah hancur terkena efek dari ledakan.
“Di Filipina itu
body pelaku betul-betul hancur kerena (ledakan). Itu
high explosive. Jadi serpihan itu betul-betul harus menemukan DNA,†kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/2).
Sekalipun DNA pelaku sudah ditemukan, sambung Dedi, proses yang dilalui masih panjang. Sebab, harus dicari pihak-pihak yang memiliki garis langsung DNA tersebut, seperti pihak keluarga ataupun orang tua pelaku, untuk pembanding.
“Siapa keluarga dan pembandingnya. Kalau sudah ada kesamaan baru di-
publish,†ujar Dedi.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim ke Filipina untuk mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri itu. Tim tersebut terdiri dari perwakilan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Badan Intelijen Nasional (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Kementerian Luar Negeri.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.