Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warga Selandia Baru Sentil Pemerintahnya Agar Lebih Dekat Dengan RI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 01 Maret 2019, 13:52 WIB
Warga Selandia Baru Sentil Pemerintahnya Agar Lebih Dekat Dengan RI
Tantowi Yahya/KBRI Selandia Baru
rmol news logo Ada hal menarik saat acara pertemuan tahunan New Zealand Indonesia Association (Perhimpunan Persahabatan Selandia Baru-Indonesia), tadi malam (Kamis, 28/2) saat sejumlah anggota senior 'menyentil' perwakilan pemerintahnya yang hadir.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mereka menanyakan program konkrit yang telah direncanakan atau dijalankan sehubungan penguatan kerja sama dengan Indonesia.

Dialog yang serius tapi santai ini berlangsung dalam suasana persahabatan di Ruang Bali, KBRI Wellington. Hadir memberikan pidato pembukaan Dubes Tantowi Yahya yang mengapresiasi kiprah NZIA selama 55 tahun dalam mempererat hubungan people-to-people contact.

Dalam pidatonya dihadapan para anggota serta tamu kehormatan seperti anggota parlemen Marja Lubeck, Dubes Tantowi mendukung usulan NZIA untuk memasukkan bahasa Indonesia ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi.

"Mungkin tidak secara nasional tapi minimal ada sekolah atau kampus yang mengajarkan bahasa Indonesia," ujarnya.

Saat ini KBRI Wellington bekerja sama dengan relawan dari komunitas Warung Kopi membuka kursus bahasa Indonesia gratis dan peminatnya selalu bertambah. Ini bukti bahwa minat orang Selandia Baru untuk mengenal Indonesia melalui bahasa cukup tinggi.

Ketua NZIA, Bill Russell dalam pidatonya menyampaikan kerisauannya tentang berkurangnya jatah beasiswa LPDP untuk perguruan tinggi di Selandia Baru yang kini hanya tinggal fakultas hukum di Victoria University Wellington.

Menurutnya, Selandia Baru memiliki banyak keunggulan pendidikan di  bidang-bidang studi seperti geothermal, peternakan, pertanian, eco tourism dan industri kreatif sehingga penentuan perguruan tinggi tujuan beasiswa hendaknya tidak hanya berdasar pada yang masuk peringkat top 100.

Bill berharap pemerintah Indonesia bisa menambah kembali kuota beasiswa LPDP ke Selandia Baru. Pada saat yang sama Bill juga mendesak pemerintahnya untuk lebih aktif berpromosi di Indonesia.

NZIA adalah asosiasi persahabatan Selandia Baru-Indonesia tertua - didirikan tahun 1964.

Tahun lalu asosiasi ini menyelenggarakan pameran foto, pengumpulan dana untuk bencana alam Palu dan Banten, serta sebagai puncaknya adalah pameran batik di gedung parlemen Selandia Baru.

Pameran batik selama satu bulan penuh ini dihadiri lebih dari 400 orang yang kebanyakan adalah anggota parlemen dan pegawai pemerintahan. Acara yang bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan KBRI Wellington ini berhasil meningkatkan presensi Indonesia di Selandia Baru.***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA