Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasca Jatuhnya Lion Air Dan Ethiopian Airlines, Masa Depan Boeing 737 MAX Dipertanyakan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 11 Maret 2019, 14:46 WIB
Pasca Jatuhnya Lion Air Dan Ethiopian Airlines, Masa Depan Boeing 737 MAX Dipertanyakan
Boeing 737 MAX milik Lion Air/Net
rmol news logo Pesawat milik maskapai penerbangan Ethiopian Airlines jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa (Minggu, 10/3).

Seluruh  penumpang dan awak pesawat bernomor penerbangan ET302 itu meninggal dunia. Pesawat itu membawa 149 penumpang dan delapan awak.

Kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 08.44 waktu setempat, atau enam menit setelah Boeing 737 Max-8 lepas landas. Pesawat yang jatuh itu merupakan pesawat yang baru berumur beberapa bulan.

Ini adalah kali kedua pesawat jenis Boeing 737 Max-8 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dan menewaskan semua orang di dalamnya.
 
Pesawat itu merupakan jenis pesawat yang sama dengan milik Lion Air yang jatuh Oktober lalu. Dalam kecelakaan tersebut sebanyak 189 orang meninggal dunia.
 
Pakar Grup Teal, Richard Aboulafia mengatakan, terlalu dini untuk membuat penilaian soal Boeing 738 Max-8 dan kesamaan antara kedua kecelakaan tersebut.
 
Tetapi Michel Merluzeau, direktur Aerospace dan Analisis Pasar Pertahanan, mencatat bahwa sejauh ini, satu-satunya kesamaan dalam kecelakaan itu adalah pesawat yang digunakan.
 
"Perbandingan berhenti di sana karena kami tidak memiliki informasi lain yang dapat diandalkan pada saat ini," jelasnya.
 
Sejak kecelakaan Lion Air,  keraguan komunitas dirgantara pada 737 Max-8 semakin meningkat.
 
Channel News Asia mengatakan, kecelakaan terbaru ini adalah pukulan besar bagi Boeing. Max-3 adalah jenis terbaru dari Boeing 737 yang merupakan pesawat terlaris sepanjang masa yang telah diproduksi lebih dari 10 ribu unit.

"Max adalah program yang sangat penting bagi Boeing pada dekade berikutnya. Ini mewakili 64 persen produksi perusahaan hingga tahun 2032, dan memiliki margin operasional yang signifikan," kata Merluzeau.

"Ini adalah alat penting untuk transportasi dan perdagangan global," tambahnya.

Dia mengatakan 24 jam ke depan adalah "kunci" bagi Boeing untuk mengelola krisis di tengah kekhawatiran para pelancong dan investor terhadap keandalan pesawat itu.
 
Sementara pihak Boeing selain mengeluarkan pernyataan turut berduka dan sedih atas insiden Ethiopian Airlines juga mengirimkan tim teknis untuk memberikan bantuan kepada penyelidik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA