Â
Kementerian Lingkungan China dalam sebuah keterangan awal pekan ini (Senin, 11/3) mengklaim bahwa peningkatan itu terjadi menyusul tindakan keras pemerintah China terhadap polusi yang berimbas pada melemahnya ekonomi.
Â
Tahun lalu, tingkat rata-rata partikel PM2.5 mikroskopis di udara di 338 kota di China adalah 39 mikrogram per meter kubik. Terjadi penurunan sebesar 9,3 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu meningkatkan kualitas udara di China.
Â
Kepala kementerian ekologi dan lingkungan China, Li Ganjie mengatakan, Beijing akan mempertahankan komitmennya untuk memerangi polusi, bahkan ketika negara itu menghadapi perlambatan ekonomi.
Â
"Kami dengan tegas menentang relaksasi atau menjadi lebih toleran dengan pengawasan dan regulasi lingkungan," jelasnya, seperti dimuat
AFP (Senin, 11/3).
Â
"Kita tidak bisa mengorbankan lingkungan dengan imbalan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Â
Ekonomi China sendiri diketahui tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir tiga dekade tahun lalu, dengan pertumbuhan tahunan sebesat 6,4 persen dalam tiga bulan terakhir tahun 2018.
Â
Tetapi Beijing telah dipaksa untuk menyeimbangkan keprihatinannya atas perlambatan ekonomi dengan kekhawatiran reaksi publik terhadap pencemaran lingkungan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: