Â
Hal itu dilakukan demi memastikan banyak orang mendengar dan melihat tentang kabar penyerangan keji, kematian dan kebencian yang dibalut dalam aksi teror. Tujuannya adalah untuk menyebarkan kebencian.
Â
Bukan tanpa alasan, salah seorang teroris yang diduga berasal dari Australia, bahkan sengaja merekam dan menyiarkan aksinya secara langsung melalui Facebook. Rekaman itu dengan cepat menyebar dan dibagikan di platform sosial media lainnya seperti YouTube, Twitter dan Instagram.
Â
Meski video asli teror tersebut dihapus oleh Facebook, namun salinannya telah terlanjur menyebar dengan cepat.
Â
Alasan lainnya adalah ulah pelaku yang sengaja mengunggah manifesto untuk menjelaskan rencana penyerangan itu serta alasan di baliknya.
Â
"Baik video maupun manifesto dirancang untuk memaksimalkan perhatian," begitu bunyi kabar yang dimuat
The Verge.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.