Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Garuda Indonesia Batal Beli 737 Max 8, Analis: Lampu Kuning Untuk Boeing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 22 Maret 2019, 22:14 WIB
Garuda Indonesia Batal Beli 737 Max 8, Analis: Lampu Kuning Untuk Boeing
Garuda Indonesia/Net
rmol news logo Maskapai penerbangan nasional Indonesia, Garuda mengambil langkah untuk membatalkan pesanan multi-miliar dolar untuk 49 pesawat Boeing jenis 737 Max 8 setelah model itu terlibat dalam dua kecelakaan fatal.
 
Analis penerbangan memperingatkan bahwa langkah ini bisa menjadi lampu kuning bagi Boeing karena dapat memicu lebih banyak pembatalan dari operator besar lainnya.
 
Garuda sendiri menjadi maskapai penerbangan pertama di dunia yang membatalkan pesanan Boeing 737 Max 8 pasca kecelakaan Lion Air akhir tahun 2018 lalu dan Ethiopian Airlines awal bulan ini.
 
Kedua kecelakaan itu sama-sama melibatkan pesawat teranyar Boeing, yakni 737 Max 8.
 
"Kami telah mengirim surat kepada Boeing yang meminta agar pesanan dibatalkan," kata juru bicara Garuda Ikhsan Rosan (Jumat, 22/3).
 
"Alasannya adalah bahwa penumpang Garuda di Indonesia telah kehilangan kepercayaan dan tidak lagi memiliki kepercayaan diri pada pesawat (tersebut)," tambahnya.
 
Pejabat Boeing sendiri akan mengunjungi Indonesia minggu depan untuk membahas rencana Garuda untuk membatalkan pesanan.
 
Kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia, Endau Analytics, Shukor Yusof mengatakan, pengumuman Garuda tampaknya menandai rencana formal pertama oleh perusahaan penerbangan untuk membatalkan pesanan 737 MAX 8.
 
"Mungkin bukan yang terakhir. Ada resiko saingan Garuda, Lion Air, yang juga memiliki banyak pesanan 737 MAX 8, mungkin membuat keputusan yang sama," katanya.
 
"Itu resiko. Ini diumumkan ke publik oleh CEO Lion Air. Dia menyatakan secara terbuka bahwa dia sedang mempertimbangkan pembatalan," tambahnya, seperti dimuat AFP.
 
Namun dia menambahkan bahwa sulit untuk memprediksi apakah lebih banyak operator utama akan mengikuti.
 
"Ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab dan setiap maskapai memiliki kebutuhan khusus," kata Yusof. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA