Juru Bicara Kemlu Arrmantha Christiawan Nasir mengatakan Regional Training on Women, Peace and Security ini akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (8/4) pukul 9.00 WIB pahi.
"Pertemuan ini merupakan inisiatif Indonesia khususnya inisiatif Ibu Menlu yang kita percaya, Indonesia percaya bahwa perempuan dapat menjadi a
gent of peace, tolerance and prosperity," ungkap pria yang akrab disapa Tata di Ruang Palapa, Kemlu, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
"Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengutamakan peran perempuan dan partisipasi perempuan dalam proses-proses perdamaian termasuk pencegahan konflik, manajemen konflik dan p
ost-conflict peace building," tuturnya.
Tata menuturkan kegiatan ini sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 1325, yang menegaskan pentingnya peran perempuan dalam upaya proses perdamaian.
"Ini juga sejalan karena saat ini kita merupakan anggota tidak tetap DK sehingga tentunya berbagai kegiatan kita akan mendukung berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan oleh DK PBB," paparnya.
Berdasarkan hasil riset UN Women dalam hal partisipasi perempuan dalam proses perdamaian, ini dapat meningkatkan livelihood of sustain peace sebesar 20 persen.
"Lebih
more livelihood peace apabila ada peran perempuan dalam proses perdamaian tersebut," jelasnya.
Sementara itu Kasubdit Hukum dan HAM Kemlu Caka A. Awal mengatakan
Regional Training on Women, Peace and Security terselenggara dengan bekerja sama dengan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation, dengan mengundang seluruh negara anggota ASEAN plus Papua Nugini dan Timor Leste.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: