“Ini Pemilu pertama saya dan saya ingin mempunyai andil juga dalam menyalurkan hak suara saya sebagai warganegara demi bangsa Indonesia. Saya sengaja datang dan tidak menggunakan jasa pos karena ingin bersilaturahmi dengan sesama warga Indonesia di Rusiaâ€, ungkap Farhan, dalam siaran pers KBRI Moskow yang diterima, Senin (15/4).
Lain lagi dengan cerita Ni Made Setyawati pekerja terampil di salah satu Spa Therapy di Moskow. Bersama sekitar 30 orang temannya sesama spa therapists yang sengaja datang pagi-pagi sejak Pemilu dibuka pukul 08.00.
“Kita sengaja datang pagi-pagi karena pukul 12 kita mulai kerja dan pihak perusahaan mengizinkan kita datang pagi-pagi†kata Ni Made. Sementara yang lain ada yang datang hanya 2 jam karena masalah izin, namun tidak sedikit yang menunggu sampai selesai acara karena mengambil cuti.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, sempat berbincang dengan mereka dan menanyakan tentang kesan-kesan selama bekerja di Rusia. Mereka mengatakan selama ini tidak masalah, gaji selalu tepat waktu dan sesuai kontrak serta akomodasi cukup memadai.
Hadir juga 8 orang pekerja profesional yang bekerja untuk perusahaan LG yang direkrut dari LG Indonesia. Mereka mengaku sudah 3 tahun di Rusia, namun belum melakukan lapor diri ke KBRI Moskow. Kesempatan Pemilu dimanfaatkan mereka untuk lapor diri dan sekaligus menyalurkan haknya sebagai WNI.
Itulah sekelumit komposisi WNI yang ada di Rusia. Saat ini, WNI yang tercatat di Rusia berjumlah 1.033 orang. Namun, secara keseluruhan diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 1.300 orang. Hampir separuhnya adalah mahasiswa, selebihnya berasal dari kalangan tenaga terampil, profesional, keluarga besar KBRI Moskow dan diaspora (masyarakat kawin campur).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: