Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump Veto RUU Upaya Akhiri Dukungan AS Ke Perang Yaman, Pelosi: Memalukan!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 17 April 2019, 14:37 WIB
Trump Veto RUU Upaya Akhiri Dukungan AS Ke Perang Yaman, Pelosi: Memalukan<i>!</i>
Donald Trump dan Nancy Pelosi/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump memveto RUU yang disahkan oleh Kongres untuk mengakhiri dukungan negara pada perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Trump menilai, resolusi itu merupakan upaya yang tidak perlu dan berbahaya untuk melemahkan kekuatan konstitusionalnya.

"Resolusi ini adalah upaya berbahaya yang tidak perlu untuk melemahkan otoritas konstitusional saya, membahayakan kehidupan warga Amerika dan anggota layanan yang berani, baik hari ini dan di masa depan," kata Trump dalam pesan terkait veto yang dilakukan.

Ini adalah kedua kalinya Trump menggunakan vetonya sebagai presiden. Trump pertama kali menggunakan hak vetonya bulan lalu setelah Kongres memilih untuk memblokir deklarasi darurat nasionalnya di perbatasan selatan Amerika Serikat untuk mengamankan pendanaan pembangunan tembok perbatasan yang diusung Trump.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR, Demokrat Nancy Pelosi mengecam veto tersebut.

"Konflik di Yaman adalah krisis kemanusiaan yang mengerikan yang menantang hati nurani seluruh dunia. Namun Presiden telah secara sinis memilih untuk menentang pemilihan bipartisan, bikameral dari Kongres dan mengabadikan keterlibatan memalukan Amerika dalam krisis yang memilukan ini," tulis Pelosi di akun Twitternya, seperti dilansir BBC.

Resolusi itu sendiri disahkan oleh DPR pada bulan April dan sebelumnya oleh Senat pada bulan Maret. Ini adalah pertama kalinya kedua kamar mendukung resolusi Kekuatan Perang, yang membatasi kemampuan presiden untuk mengirim pasukan ke dalam tindakan.

Yaman diketahu telah hancur akibat konflik yang meningkat pada Maret 2015, ketika gerakan pemberontak Houthi menguasai sebagian besar barat negara itu dan memaksa Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi untuk melarikan diri ke luar negeri.

Khawatir dengan bangkitnya sebuah kelompok yang mereka yakini didukung secara militer oleh kekuatan Syiah regional, Arab Saudi dan delapan negara Arab lainnya yang sebagian besar negara Sunni kemudian memulai kampanye udara yang bertujuan memulihkan pemerintah Hadi.

Amerika Serikat telah berperan dalam menyediakan miliaran dolar senjata dan intelijen kepada koalisi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA