Zelenskiy (41) tidak memiÂliki pengalaman politik, selain memainkan peran presiden pada serial televisi.
"Kita berhasil melaksanakan pemilu yang adil, demokratis dan kompetitif. Tidak salah lagi Ukraina telah memenuhi kualiÂtas demokrasi yang sempurna. Saya akan menerima hasil piliÂhan rakyat," kicau Poroshenko di Twitter.
"Saya akan meninggalkan kantor (kepresidenan), tetapi saya ingin menegaskan bahwa saya tidak akan meninggalkan politik," imbuhnya.
Dilansir Channel News Asia, Zelenskiy muncul di depan keruÂmunan jurnalis di markas kamÂpanyenya ketika penghitungan suara pemilu Ukraina ditutup.
"Kita melakukannya berÂsama," katanya, berterima kasih kepada istri, orang tua, dan tim kampanye.
"Terima kasih kepada semua warga Ukraina yang memilih saya, dan untuk semua yang tidak. Saya berjanji tidak akan mengacau."
Hasil pemilu menunjukkan Zelenskiy meraup suara 73,2 persen, jauh melampaui 25,3 persen yang didapat PoroshenÂko. Kemenangan ini akan memÂbawa Zelenskiy menghadapi banyak tantangan, termasuk resesi ekonomi dan perang melawan pasukan separatis di wilayah timur yang didukung Rusia.
Konflik sejak 2014 itu sudah menelan lebih dari 13 ribu nyawa dari dua belah pihak. Warga Ukraina sudah jengah dengan konflik ini dan berharap pemimpin baru mereka bisa mengakhiri masalah ini.
Presiden Poroshenko sebelumnya pernah menyebut Zelensky "tidak bertaring" untuk melawan separatis dan kuasa Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, analis politik melihat status Zelensky yang merupakan warga biasa, tanpa bekingan politik, bisa menjadi nilai tamÂbah tersendiri.
"Zelensky pastinya akan ambil jalan diplomatis, bukan tindakan militer. Dia bisa mengambil hati separatis untuk mau duduk dan berunding," ujar analis politik Ukraina Mykola Davydyuk.
Sebelumnya, pemerintahan Poroshenko, mendapat suntikan dana sebesar 17,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 246 triliun dari Badan Moneter Internasional (IMF). Namun, pencairan dana ini berjalan lamban di bawah pemerintahan Poroshenko karena pihak IMF mencium ada bau korupsi dalam penanganan pencairan uang bantuan ini.
Zelensky berjanji akan melakukan apa pun untuk membaÂyar utang Ukraina. Para analis mengingatkan bahwa utang Ukraina akan jatuh tempo dalam beberapa tahun ke depan.
"Tiga tahun ke depan, Ukraina harus membayar utang lebih dari 20 miliar dolar AS," ujar analis keuangan Concorde Capital, Oleksandr Parashichiy.
"Dia harus putar otak dengan cepat untuk mengatasi masalah hutang," imbuh Parashichiy.
Terakhir, Zelensky juga harus menunjukkan kemampuannya untuk bernegosiasi di berbagai situasi politik demi perbaikan sistem perpolitikan Ukraina. Karena tidak punya partai sendiri, analis mengkhawatirkan Zelensky akan sulit menghadapi parlemen.
"Akan sulit bagi Zepensky untuk mendapat dukungan parÂlemen, yang kebanyakan simÂpatisan Poroshenko," ujar analis Democracy House Anatoly Oktysyuk.
"Dia harus membuat tim sendiri. Parlemen Ukraina sangat sangar," lanjutnya.
Zelensky juga diminta bergerak cepat jika "tidak ingin dihadapi tantangan berupa pemakzulan dari parlemen."
"Tugasnya besar. Tapi semua warga Ukraina mendukungnya. Semoga dia bisa mengejutÂkan kita dengan kemampuan memimpinnya," tandas OkÂtysyuk.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: