Bukan tanpa alasan, permintaan itu dibuat karena mereka menilai bahwa pesta demokrasi tahun ini diwarnai banyak kecurangan yang melukai demokrasi di Indonesia.
Permintaan itu dituangkan dalam sebuah surat terbuka.
"Pemilu Indonesia tahun 2019 berakhir dengan kedua kandidat menyatakan kemenangan. Ini terjadi karena penipuan yang meluas sebelum, selama, dan setelah hari pemilihan pada 17 April 2019," begitu bunyi surat terbuka itu seperti dilihat redaksi (Kamis, 25/4).
"Penipuan ini sangat berbahaya bagi demokrasi di Indonesia dan dunia, karena dikhawatirkan bahwa legitimasi pemimpin masa depan Indonesia tidak akan didasarkan pada hasil pemilihan yang valid," tambah surat yang sama.
Mereka mendesak agar Trump tidak tinggal diam melihat hal tersebut.
"Seorang pemimpin dunia yang berpengaruh seperti Anda tentu tidak bisa duduk diam saat demokrasi sedang dirusak," tambahnya.
"Perhatian Anda dalam mengurangi bahaya ini akan memastikan tidak hanya Amerika Serikat menjadi hebat kembali, tetapi juga Indonesia dan seluruh dunia," tutup surat tersebut.
Surat terbuka itu ditandatangani oleh Koordinator Eksternal 'nBASIS Surya Darma Hamonangan, Koordinator Umum 'nBASIS Shohibul Anshor Siregar, Pendiri IMF Syahrin Harahap dan Penasihat IMF Hamdani Harahap.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: