Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertemuan Kim Jong Un Dan Vladimir Putin, Tantangan Baru Peran AS Di Semenanjung Korea

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 25 April 2019, 23:44 WIB
Pertemuan Kim Jong Un Dan Vladimir Putin, Tantangan Baru Peran AS Di Semenanjung Korea
Putin dan Kim bertemu/Net
rmol news logo Pertemuan tingkat tinggi antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Rusia hari Kamis (25/4) mencetak sejarah tersendiri.

Pertemuan tersebut membuktikan betapa pentingnya Rusia dalam proses denuklirisasi Semenanjung Korea, terutama setelah kegagalan pembicaraan Amerika Serikat dan Korea Utara di Hanoi Februari lalu.

"Kami sangat bersedia untuk membawa hubungan Korea-Rusia ke tingkat yang baru dan lebih tinggi," kata Kim dalam sambutan setelah pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung selama lebih dari tiga jam.

Kim menyoroti pentingnya hubungan itu dan mengatakan hubungan kedua telah semakin menguat.

"Orang-orang dari kedua negara memahami (bahwa) hubungan Korea Utara-Rusia tidak hanya melayani kepentingan bersama kita tetapi juga sangat diperlukan untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Kim.

Sementara itu, Putin mengatakan bahwa hasil pertemuan memuaskan.

"Semua orang senang dengan hasil pembicaraan," tambah Putin. Dia pun mengajak bersulang untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama antara Moskow dan Pyongyang.

Meski tidak ada kesepakatan atau perjanjian berarti yang diumumkan dalam pertemuan tersebut, para ahli mengatakan bahwa tujuan sebenarnya dari kunjungan Kim ke Rusia adalah kesempatan untuk meninggalkan ruang gerak ketika pembicaraan dengan Amerika Serikat dilanjutkan dan menggandeng Rusia jika Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertindak terlalu jauh dengan ancamannya.

"Ini adalah terobosan yang diperlukan pihak Korea Utara untuk memberi tahu Amerika Serikat; lihat, kami memiliki hubungan normal dengan Moskow, jika sesuatu terjadi, kami akan lari ke mereka untuk perlindungan, berhenti melambaikan tangan Anda," kata Direktur Jenderal Institute of Regional Issues, sebuah think-tank Moskow, Dmitry Zhuravlev kepada Al Jazeera. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA