Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rouhani: Iran Mungkin Hadapi Kondisi Lebih Sulit Daripada Perang 1980an

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 12 Mei 2019, 22:06 WIB
Rouhani: Iran Mungkin Hadapi Kondisi Lebih Sulit Daripada Perang 1980an
Presiden Iran Hassan Rouhani/Net
rmol news logo Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan persatuan di antara faksi-faksi politik Iran untuk mengatasi kondisi yang menurutnya mungkin lebih sulit daripada yang terjadi selama perang 1980an dengan Irak.

Ketika Iran kini tengah menghadapi pengetatan sanksi Amerika Serikat, Rouhani mengatakan bahwa negaranya berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tekanan yang dihadapi sebanding dengan ketika pasukan Saddam Hussein menyerbu Iran pada 1980, yang memicu delapan tahun pertempuran sengit dan masalah ekonomi.

"Hari ini, tidak dapat dikatakan apakah kondisinya lebih baik atau lebih buruk daripada periode perang (1980-88), tetapi selama perang kami tidak memiliki masalah dengan bank kami, penjualan minyak atau impor dan ekspor, dan hanya ada sanksi pada pembelian senjata," kata Rouhani seperti dimuat Al Jazeera (Sabtu, 11/5).

"Tekanan oleh musuh adalah perang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah revolusi Islam kami. Tapi saya tidak putus asa dan memiliki harapan besar untuk masa depan dan percaya bahwa kita dapat melewati kondisi sulit ini asalkan kita bersatu," sambungnya.

Komentar Rouhani datang ketika komandan elit Pengawal Revolusi Iran mengatakan dalam sesi parlemen akhir pekan ini bahwa Amerika Serikat telah memulai perang psikologis di wilayah tersebut.

"Komandan Salami, dengan perhatian pada situasi di kawasan itu, mempresentasikan sebuah analisis bahwa Amerika telah memulai perang psikologis karena kedatangan dan kepergian militer mereka adalah hal yang normal," kata jurubicara kepemimpinan parlemen Iran, Behrouz Nemati.

Mayor Jenderal Hossein Salami diketahui diangkat sebagai kepala penjaga bulan lalu.

Pekan ini, militer Amerika Serikat diketahui telah mengirim pasukan dan perangkat keras militer, termasuk kapal induk, pembom B-52 dan baterai pertahanan rudal Patriot, ke Timur Tengah.

Pengiriman itu dilakukan untuk melawan apa yang para pejabat Amerika Serikat klaim sebagai indikasi yang jelas atas ancaman dari Iran terhadap pasukannya di sana. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA