Begitu bunyi laporan terbaru Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis awal pekan ini (Senin, 13/5).
Menurut data untuk 2018, Amerika Serikat merupakan negara pemasok sebagian besar senjata ke Arab Saudi. Negeri Paman Sam menyumbang 88 persen dari semua senjata yang dijual ke negara itu.
Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa antara tahun 2014 dan 2018, Arab Saudi menerima 22 persen dari ekspor senjata Amerika Serikat. Jumlah itu meningkat tajam dari semula 4,9 persen dari 2009 hingga 2013.
Laporan yang sama juga menjelaskan bahwa penjualan senjata ke Saudi mencakup senjata utama, seperti kendaraan lapis baja, peluru kendali, pesawat terbang, artileri dan kapal.
Pengiriman senjata ke Arab Saudi pada tahun 2014-2018 mencakup 56 pesawat tempur dari Amerika Serikat dan 38 dari Inggris.
Dalam kedua kasus itu, pesawat dilengkapi dengan rudal jelajah dan senjata berpemandu lainnya.
Sementara itu, pengiriman yang direncanakan untuk 2019-2023 mencakup 98 pesawat tempur, tujuh sistem pertahanan rudal dan 83 tank dari Amerika Serikat, 737 kendaraan lapis baja dari Kanada, lima fregat dari Spanyol dan rudal balistik jarak pendek dari Ukraina.
Laporan SIPRI, seperti dimuat
Al Jazeera itu mencatat bahwa aliran senjata ke Timur Tengah telah melonjak, hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Empat dari 10 negara pengimpor senjata terbesar dunia pada 2014-2018 berada di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, yang menerima 33 persen transfer senjata ke kawasan itu, Mesir sebesar 15 persen, Uni Emirat Arab 11 persen dan Irak 11 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.