Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Wahid Bercerita Suasana Puasa Ramadan Ini Di Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 14 Mei 2019, 15:55 WIB
Dubes Wahid Bercerita Suasana Puasa Ramadan Ini Di Rusia
Foto: RMOL
rmol news logo Di Indonesia, puasa berlangsung sekitar 14 jam sejak azan subuh berkumandang hingga azan magrib.

Lain ceritanya dengan negara-negara di belahan dunia lain seperti Rusia.

Di negara beruang merah itu, rata-rata para umat muslim baru bisa berbuka puasa pada pukul 20.30 malam waktu setempat.

Begitu diceritakan Duta Besar Indonesia untuk Rusia Wahid Supriyadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (14/5).

"Biasanya kita tidak tidur sampai sahur, karena magrib jam 20.30, salat Isya jam 22.25, dan subuh jam 02.18, setelah subuh baru tidur," jelas Dubes Wahid.

Selain soal waktu, dalam bulan Ramadan 1440 Hijriyah tahun ini tantangan lainnya adalah berpuasa di tengah musim panas.

"Puasa di Rusia yang jatuh pada musim panas memang berat bagi WNI di Rusia, baik yang bekerja maupun mahasiswa karena jam kerja tetap seperti biasa, Namun ini adalah ujian bagi kita semua," ucapnya.

Kendati demikian, Dubes Wahid merasakan seluruh umat Islam di Rusia tetap bersemangat menjalankan ibadah puasa.

"Walaupun Islam merupakan agama minoritas, masyarakat Rusia umumnya sangat menghormati kita yang berpuasa. Hanya saja kita kehilangan suasana seperti di Indonesia," kata Dubes Wahid.

Makanya tiap hari Sabtu selama Ramadan ini digelar buka puasa bersama sebagai ajang melepas rindu suasana di Tanah Air.

"Tarawih dua kali seminggu, Jumat dan Sabtu, dan buka bersama setiap Sabtu. Menunya mirip-mirip di Indonesia, terkadang ada kolak, cuma tidak lengkap karena ubi mahal impor dari Vietnam, tidak ada kolang- kaling. Selebihnya untuk takjil ada bakwan, martabak, tahu isi," tuturnya.

"Kita ada Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII), ibu-ibunya menyiapkan secara bergilir. Selain keluarga besar KBRI, kebanyakan yagg hadir kalangan mahasiswa," lanjut Dubes Wahid.

Sementara saat hari Raya Idul Fitri, KBRI Moskow menggelar salat Ied bersama WNI dilanjut open house yang menyuguhkan menu-menu khas lebaran seperti di Indonesia.

"Open house dengan menyajikan menu-menu ala Indonesia seperti lontong, sayur lodeh, gulai ikan dan kambing, mie goreng untuk mengobati rasa rindu WNI di Rusia," ujarnya.

Saking ingin mengobati rasa rindu berkumpul sesama WNI saat lebaran, bahkan ada yang rela menempuh perjalanan berjam-jam dari Vladivostok menuju Moskow.

"Rata-rata sekitar Moskow saja. Tetapi kalau lebaran tahun lalu ada yang datang dari Vladivostok, sembilan jam terbang, juga dari Kazan sekitar 11 jam naik kereta api," kata Dubes Wahid.

Selain itu untuk menghabiskan waktu menjelang puasa alias ngabuburit, Dubes Wahid merekomendasikan beberapa tempat wisata yang asyik di Rusia, lokasinya tidak jauh dari kota Moskow.

"Ada kota-kota kecil di sekitar Moskow yang disebut the Golden Rings seperti Suzdal, Sergiev Posad, Yaroslav, Kostroma, Ivanovo, Vladimir dan lain-lain. Kota-kota itu berjarak antara 75-200 km dari Moskow dan tempat atraksi turis dengan segala atraksinya. Banyak terdapat situs-situs sejarah yang masih dipelihara dengan baik seperti gereja ortodox, bangunan-bangunan kuno, areal pertanian dan lainnya," promo Dubes Wahid.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA