Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Rusak Upaya Korut Bangun Perdamaian Di Semenanjung Korea

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 15 Mei 2019, 06:53 WIB
AS Rusak Upaya Korut Bangun Perdamaian Di Semenanjung Korea
Kim Jong Un dan Donald Trump pada KTT Hanoi/Net
rmol news logo Amerika Serikat merusak upaya Korea Utara untuk membawa perdamaian ke Semenanjung Korea.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Korea Utara memandang Amerika Serikat tidak serius bekerjasama dalam upaya perdamaian. Pasalnya, di satu sisi Amerika Serikat berupaya membuka diri untuk dialog demi peningkatan hubungan dan upaya perdamaian, namun di sisi lain tetap menerapkan skema sanksi ekonomi terhadap Korea Utara.

Menurut keterangan pemerintah Korea Utara, sebagaimana dilihat redaksi awal pekan ini (Selasa, 14/5), Korea Utara mengambil langkah agresif dan signifikan tahun lalu dengan secara sukarela menghentikan uji coba nuklir dan uji coba rudal balistik antarbenua. Korea Utara meletakkan batu pertama menuju pembangunan kepercayaan yang merupakan kunci utama untuk menghilangkan hubungan bermusuhan.

Untuk menunjukkan niat baik itu, lebih lanjut Korea Utara juga menghancurkan sepenuhnya situs uji coba nuklir di bagian utara. Langkah itu diambil tidak lain demi menunjukkan keseriusan dan membangun kepercayaan untuk membuka dialog yang baik dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Upaya itu berbuah manis dengan bertemuanya Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Juni 2018. Kedua pemimpin membuat deklarasi bersama yang bersejarah untuk mengumumkan kepada dunia bahwa kedua negara akan menulis sejarah baru.

Namun, tanggapan Amerika Serikat justru mengecewakan.

Beberapa politisi Amerika Serikat menilai bahwa Korea Utara datang ke meja perundingan karena ada sanksi.

"Mereka (Amerika Serikat) melemparkan selimut basah di atas atmosfer untuk berdialog dengan berteriak-teriak tentang tekanan maksimum," begitu bunyi keterangan tersebut.

Baru-baru ini Amerika Serikat bahkan melakukan tes untuk intersepsi simulasi rudal balistik antarbenua dan melanjutkan latihan militer. Padahal Trump sebelumnya telah berkomitmen untuk menangguhkannya.

"Apa yang diinginkan Korea Utara adalah membangun. Melalui pembangunan kepercayaan, sebuah mekanisme perdamaian yang tahan lama di semenanjung Korea di mana situasi yang bergejolak terjadi, daripada sanksi dicabut," bunyi keterangan yang sama.

"Jika Amerika Serikat, yang tidak tahu apa yang dipikirkan mitra dialognya, bersikeras memaksakan tuntutannya yang keterlaluan terhadap yang terakhir, itu tidak lebih dari mimpi bodoh," tambahnya.

Korea Utara sendiri tidak akan berkompromi atas masalah yang menyangkut kepentingan mendasar Negara dan rakyatnya.

Sementara itu, Kim sendiri beberapa waktu lalu menegaskan bahwa jika Amerika Serikat tetap berpegang pada cara perhitungan politik saat ini, prospek penyelesaian masalah akan suram dan sangat berbahaya.

"Pada saat genting ini, saya berharap bahwa Amerika Serikat akan membuat penilaian yang baik," jelas Kim, dimuat pernyataan yang sama.

"Sekarang Amerika Serikat harus menyadari bahwa, dengan pemikirannya seperti itu, dia tidak akan dapat memindahkan sedikitpun Korea Utara atau mendapatkan apa yang diinginkannya," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA