Tanggal 15 Mei 1948 dijadikan penanda kekalahan itu karena
sehari sebelumnya, 14 Mei 1948, Israel berhasil mengumumkan kemerdekaan
mereka atas sebagian wilayah Palestina yang dimandatkan kepada Inggris
dari tahun 1920.
Diperkirakan tak kurang dari 700 ribu orang Palestina melarikan diri meninggalkan tanah kelahiran dan negeri mereka sepanjang perang yang berkecamuk selama dua tahun itu.
“Yang zalim adalah pihak Israel dan yang tertindas adalah Palestina. Sudah 71 tahun kami tertindas. Amerika Serikat pun selalu menekan kami dengan cara berdiri bersama Israel,†ujar Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, dalam pringatan Hari Nakbah di Kedutaan Besar Palestina di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
Apa yang dilakukan Israel dan didukung Amerika Serikat merupakan pelanggaran internasional yang tidak dapat diterima. Sayangnya, sambung dia, dunia seolah terdiam.
“AS tidak pernah mendukung kami. Mereka mendukung Israel dalam penjajahan ini. Ini sebuah pelanggaran internasional yang tidak bisa kami terima. Bahkan seolah-olah dunia ini hanya terdiam tidak bisa melakukan apapun,†kata dia lagi.
Dubes Al-Shun menegaskan bahwa Palestina akan tetap kuat dalam upaya merebut kemerdekaan dari tangan Israel.
“Susah dan sulit serta payah kami menghadapi kejadian demia kejadian ini. Ditambah lagi AS tidak mendukung kami. Bahkan mereka terus menginjak-nginjak kami. Selama 71 tahun kami hidup seperti ini, selalu terjajah, terpecah hingga (mengungsi) ke seluruh dunia,†jelasnya.
“Kami terus berusaha untuk bangkit, untuk mendapatkan hak-hak kami,†tandas Al-Shun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: