Teror bom di gereja-gereja dan hotel-hotel mewah di Sri Lanka itu menyebabkan lebih dari 250 ribu orang meninggal dunia.
Teror itu memicu serangan-serangan musim minoritas akibat ketegangan antar agama serta beredarnya informasi palsu.
Warga yang datang ke kuil Keleni Raja Maha Viharaya yang populer di pinggiran Kolombo telah berkurang sekitar separuh dari tahun lalu di tengah peningkatan keamanan.
Bukan hanya itu, ada pemeriksaan ketat bagi mereka yang hendak masuk ke dalam kuil. Sebuah stiker “dicentang†ditempelkan pada setiap pengunjung setelah mereka dan barang-barang mereka digeledah di luar kuil.
"Kita tidak bisa hanya bergantung pada militer, kita harus berhati-hati dan melakukan yang terbaik untuk melindungi diri kita sendiri,†kata salah seorang warga, Anette Perera, seperti dimuat
Reuters.
"Saya masih merasa tidak aman dan akan membuat persembahan bunga di kuil dan kembali (rumah) secepat mungkin," tambahnya.
Meski tidak begitu semarak, perayaan Waisak di Sri Lanka diwarnai dengan toleransi yang nyata. Di kuil Gunawardhanaramaya, Kolombo, warga memeriahkan waisak dengan menjalankan tradisi memberikan makanan kepada orang yang lewat.
Di kuil itu, umat Buddha dan Katolik Tamil menjadi tuan rumah acara buka puasa bagi umat Muslim yang berbuka puasa bulan suci Ramadhan. Sebagai gantinya, beberapa umat Muslim membantu menghias kuil dengan bendera dan lentera Waisak.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: