Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Hadapan PM Jepang, Trump Tegaskan Tidak Berniat Gulingkan Rezim Iran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 27 Mei 2019, 18:59 WIB
Di Hadapan PM Jepang, Trump Tegaskan Tidak Berniat Gulingkan Rezim Iran
Presiden Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan pihaknya tidak berniat untuk menggulingkan rezim berkuasa di Republik Islam Iran. Bahkan, ia menyambut baik inisiatif Jepang untuk menjadi mediator konflik AS-Iran.

Saat jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Senin (27/5), Trump menjelaskan duduk perkara antara negaranya dengan Iran.

"Saya sama sekali tidak berniat untuk menyakiti Iran. Yang dilakukan hanya memaksa mereka dengan kalimat 'tidak untuk senjata nuklir," ujar Trump.

Trump menjelaskan, strategi yang saat ini dijalankan Washington terhadap Iran sama dengan strategi untuk meluluhkan Korea Utara. Ia bahkan menyebut Iran memiliki potensi ekonomi yang besar.

"Saya yakin kami akan mencapai kesepakatan. Saya juga yakin Iran memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Saya pasti akan memberi kesempatan bagi mereka untuk bisa mengembangkan potensi itu," jelas Trump.

Lebih lanjut Trump bahkan memuji Iran. Ia menilai bangsa negara itu adalah bangsa yang besar. Iran, menurutnya, akan menjadi negara besar dengan kepemimpinan rezim sekarang.

"Kami sama sekali tidak berniat menggulingkan rezim Iran, ini yang harus ditegaskan. Kami hanya berupaya menghilangkan senjata nuklir dari mereka," tegasnya.

Sebelumnya, PM Shinzo Abe menyampaikan pada Trump tentang baiknya hubungan dengan Iran. Bahkan Abe juga menawarkan diri untuk menjadi penengah atau mediator dalam polemik Washington-Teheran.

Bak gayung bersambut, Trump pun mendukung upaya mediator yang dilakukan Tokyo tersebut.

"Tuan Perdana Menteri telah membahas perihal Iran dengan saya, dan yakin bahwa Teheran ingin ada perundingan. Jika mereka ingin perundingan, maka kami pun sama," ujar Trump.

"Kami akan mengikuti apapun yang akan terjadi. Tidak ada seorang pun, terutama saya, yang berharap terjadinya hal luar biasa," pungkasnya.

Hubungan AS dan Iran kian memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini dipicu oleh keputusan Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada tahun 2017 lalu.

Buntut dari keputusan itu, Washington kemudian memberlakukan kembali embargo ekonomi dan perdagangan global Iran. Semua negara yang masih bekerja sama dengan Iran, juga akan diberi sanksi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA