"Kami dengan tulus menyesali kebingungan dan kesalahpahaman yang mungkin disebabkan oleh insiden ini," begitu bunyi permintaan maaf yang dirilis dalam sebuah pernyataan awal pekan ini.
Dalam peta itu, Somalia sepenuhnya dihapus dari peta, tetapi wilayah yang dideklarasikan sendiri, yakni Somaliland yang tidak diakui secara internasional justru ditunjukkan sebagai sebuah negara.
Ethiopia dan Somalia sendiri diketahui telah lama menjadi saingan dan memperebutkan perbatasan di masa lalu.
Tetapi hubungan antara kedua negara telah membaik sejak Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed berkuasa tahun lalu. Dia berupaya meredakan ketegangan di kawasan itu.
Kemunculan tersebut memicu keributan kembali antara dua negara tetangga. Pihak Somalia menilai bahwa peta itu mengungkapkan rencana yang lebih luas oleh Ethiopia untuk mencaplok negara mereka.
Peta itu sendiri memiliki keanehan lainnya. Beberapa pengguna media sosial memperhatikan masalah lain yang terdapat pada peta itu, seperti peta Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo yang telah menjadi satu negara. Selain itu juga peta tidak menunjukkan Sudan Selatan, yang memisahkan diri dari Sudan pada tahun 2011.
Belum ada komentar resmi dari pemerintah Somalia atas permintaan maaf itu. Namun Mantan Menteri Luar Negeri Somalia Yusuf Garaad menyambut baik penghapusan peta itu. Akan tetapi, dia mempertanyakan bagaimana dan mengapa peta itu bisa digunakan sejak awal.
Dikabarkan
BBC, pernyataan Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan tidak yakin bagaimana peta itu bisa "menyusup" ke dalam situs web yang saat ini offline. Tim teknis Ethiopia saat ini sedang bekerja untuk memastikan masalah itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: