Mereka menyuarakan kegelisahan mereka dan menuntut kepemimpinan Mogolia mundur karena dinilai terjerat korupsi dan gagal menghidupkan kembali ekonomi negaa yang tengah lesu.
Negara yang kaya sumber daya dan terkurung daratan itu pernah membumbung ekonomi yang booming yang menarik investasi miliaran dolar.
Tetapi perselisihan dengan investor asing seperti Rio Tinto, pemerintah mengeluarkan terlalu banyak uang dan menyelipkan harga komoditas membuat Mongolia menjadi krisis ekonomi pada 2016 yang belum sepenuhnya pulih.
"Mundur! Mundur!" teriak pengunjuk rasa.
Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk berisi slogan-slogan yang mengecam pemerintah karena dianggap gagal mengatasi korupsi, polusi, ekonomi yang mandek, dan krisis kesehatan masyarakat.
"Mereka tidak memenuhi janji yang mereka buat," kata penyelenggara protes utama dan sekretaris jenderal oposisi Partai Demokrat, Tsevegdorj Tuvaan, kepada
Reuters. "Parlemen tidak dapat membuat pemerintah bekerja dan bertanggung jawab. Jadi kami hari ini menuntut agar mereka bertanggung jawab," jelasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: