Pihak CBP mengklaim, laporan awal menunjukkan bahwa kurang dari 100 ribu orang terkena dampak dari peretasan data itu.
"CBP telah memperingatkan Anggota Kongres dan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dan entitas keamanan siber lainnya, untuk secara aktif menyelidiki insiden itu," tambah keterangan pihak CBP seperti dimuat
.
CBP diketahui menggunakan kamera di bandara dan penyeberangan perbatasan darat sebagai bagian dari program pengenalan wajah yang dirancang untuk melacak orang yang masuk dan keluar Amerika Serikat.
Badan tersebut mengatakan sub-kontraktor dalam pelanggaran telah menyimpan gambar pada sistemnya tanpa persetujuan resmi. Namun sistem CBP sendiri tidak terpengaruh atas peretasan itu.
Foto-foto yang dicuri dalam peretasan itu sendiri adalah foto orang-orang di kendaraan yang masuk dan meninggalkan negara itu melalui satu titik masuk perbatasan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: