"Kami telah melihat peningkatan jumlah dugaan kasus campak sejak awal tahun ini, dengan total 87.000 kasus yang dicurigai, dilaporkan pada pertengahan Mei," kata Menteri Kesehatan Oly Ilunga Kalenga.
"Kematian diperkirakan 1,8 persen," sambungnya.
Dengan demikian, ada sekitar 1.500 kematian terjadi.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa tim medis telah menemukan kasus campak di 23 dari 26 provinsi di negara Afrika tengah yang luas itu.
Dia mengumumkan program vaksinasi berskala besar yang diperbarui untuk mencoba melawan wabah tersebut. Pasalnya, kurang ya kesadaran warga akan pentingnya vaksinasi serta maraknya gelombang anti-vaksin membantu penyebaran wabah tersebut.
"Pada bulan April, 2,24 juta anak berusia antara enam bulan dan 59 bulan divaksinasi selama empat hari dan kampanye imunisasi lain yang mencakup 1,4 juta anak akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang," kata Kalenga.
"Vaksinasi adalah satu-satunya intervensi kesehatan masyarakat yang mampu mengakhiri epidemi campak," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
"Untuk menghentikan rantai penularan campak dan mencegah epidemi di masa depan, setidaknya 95 persen dari populasi, harus divaksinasi," tutupnya seperti dimuat
AFP.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: