Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Marak Gelombang Anti-Vaksin, 1.500 Orang Meninggal Di Kongo Karena Wabah Campak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 12 Juni 2019, 00:21 WIB
Marak Gelombang Anti-Vaksin, 1.500 Orang Meninggal Di Kongo Karena Wabah Campak
Ilustrasi vaksin/Net
rmol news logo Setidaknya 1.500 orang telah meninggal dunia akubat epidemi campak terbaru yang terjadi di Republik Demokratik Kongo. Begitu kata otoritas kesehatan di negara tersebut pada Selasa (11/6).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Kami telah melihat peningkatan jumlah dugaan kasus campak sejak awal tahun ini, dengan total 87.000 kasus yang dicurigai, dilaporkan pada pertengahan Mei," kata Menteri Kesehatan Oly Ilunga Kalenga.

"Kematian diperkirakan 1,8 persen," sambungnya.

Dengan demikian, ada sekitar 1.500 kematian terjadi.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa tim medis telah menemukan kasus campak di 23 dari 26 provinsi di negara Afrika tengah yang luas itu.

Dia mengumumkan program vaksinasi berskala besar yang diperbarui untuk mencoba melawan wabah tersebut. Pasalnya, kurang ya kesadaran warga akan pentingnya vaksinasi serta maraknya gelombang anti-vaksin membantu penyebaran wabah tersebut.

"Pada bulan April, 2,24 juta anak berusia antara enam bulan dan 59 bulan divaksinasi selama empat hari dan kampanye imunisasi lain yang mencakup 1,4 juta anak akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang," kata Kalenga.

"Vaksinasi adalah satu-satunya intervensi kesehatan masyarakat yang mampu mengakhiri epidemi campak," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

"Untuk menghentikan rantai penularan campak dan mencegah epidemi di masa depan, setidaknya 95 persen dari populasi, harus divaksinasi," tutupnya seperti dimuat AFP. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA