Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kini, Bagian Khusus Indonesia Hadir Di Museum Multikultural Di Seoul

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 13 Juni 2019, 02:07 WIB
Kini, Bagian Khusus Indonesia Hadir Di Museum Multikultural Di Seoul
Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Seoul, Sofia Sudarma/Dok
rmol news logo . Satu-satunya Museum Multikultural di Korea Selatan secara resmi membuka Indonesian Section (bagian khusus Indonesia), Selasa (11/6). Hal ini merupakan sejarah baru bagi museum yang sudah berdiri sejak tahun 2007.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Bagian Khusus Indonesia di museum ini diresmikan langsung oleh Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Seoul, Sofia Sudarma dan  Direktur sekaligus pendiri Museum Multikultural, Mr. Kim Yun Tae.

Museum ini kini menyajikan berbagai artefak seni dan budaya Indonesia secara khusus di ruang seluas 3X7 meter persegi. Bagian khusus Indonesia sepenuhnya berisi benda etnografi sumbangan KBRI Seoul berupa patung Jatayu berukuran besar, Kolintang, Angklung, wayang kulit, wayang golek, berbagai topeng dari berbagai daerah di Indonesia, serta busana daerah Indonesia.

Kerja sama pembukaan bagian khusus Indonesia ini berawal dari pertemuan Mr. Kim Yun Tae dengan Dubes RI Seoul pada pertengahan tahun lalu. Pengusaha muda Korsel sekaligus filantropis yang baru berusia 40 tahunan ini meminta bantuan KBRI untuk menyediakan narasumber pada berbagai program pengenalan Indonesia di Museum yang didirikannya ini.

“Saya ingin sekali mendirikan museum yang berfungsi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Korsel akan keberadaan ragam budaya di seluruh dunia. Saat ini orang-orang dari berbagai negara datang untuk tinggal, bekerja dan belajar di Korea. Semakin banyak orang asing memanggil Korea Selatan sebagai rumah. Di lain pihak, meskipun komunitas asing tumbuh, publik Korea masih kurang memiliki pemahaman yang cukup tentang dunia yang lebih besar,” ungkap Direktur Kim dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (12/6).

Terkait dengan pendirian Bagian Khusus Indonesia, Direktur Kim menegaskan bahwa ini adalah cara yang baik untuk menjawab berbagai pertanyaan dari pengunjung mengenai Indonesia.

Walaupun saat ini koleksi Indonesia belum begitu mewakili seluruh keragaman budaya Indonesia, namun hal ini telah membuat pengunjung tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia.

Terkait dengan keragaman budaya Indonesia, KUAI RI-Seoul menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.340 kelompok budaya yang diikat oleh Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Terkait dengan Korsel, KUAI RI menyampaikan adanya satu sosok pahlawan Indonesia asal Korsel bernama Yang Chil-seong, atau dikenal dengan nama Indonesia-nya Komarudin.

Komarudin ikut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan ikut bergabung dengan tentara Indonesia di Garut, Jawa Barat.

“Selain itu, Korea adalah salah satu komunitas asing dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia,” ungkapnya.

Museum Multikultur di Seoul merupakan satu-satunya yang menyajikan berbagai artefak kebudayaan dari berbagai penjuru dunia secara lengkap. Museum ini merupakan museum swasta untuk memberikan gambaran berbagai peninggalan peradaban dunia.

Ikatan budaya Indonesia-Korea juga dapat dilihat dari penggunaan alfabet Korea (hangeul) untuk memvisualisasikan bahasa Cia-Cia yang digunakan di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Sejak 2009, Bahasa Cia-Cia telah ditulis dalam alfabet Hangeul dan diajarkan dalam kurikulum lokal di tingkat dasar dan menengah. Untuk hal ini, guru-guru Korea dikirim ke Bau-bau untuk mengajar huruf hangeul tersebut.

Museum Multikultural terdiri dari 5 lantai. Selain pavilion dari berbagai negara, seperti Mesir, Tiongkok, Thailand, dan Italia, terdapat juga berbagai replika khas dari berbagai negara di dunia yang didapatkan melalui kerja sama dengan berbagai Kedutaan Besar terkait, sumbangan dari beberapa pihak maupun pembelian khusus.

Selain Pavilion dari berbagai negara, terdapat juga bagian khusus untuk alat musik tradisional, uang, boneka dan snowball dari berbagai begara. Di lantai 4 terdapat ruang masak untuk program memasak makanan khas dari berbagai negara dan juga ruangan khusus untuk mencoba pakaian tradisional berbagai negara.

Sedangkan di lantai 5 terletak Pavilion Indonesia yang bersandingan dengan kantor dan ruang informasi. Setiap tahunnya museum ini berhasil menarik tak kurang dari 24.000 pengunjung. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA