Amerika Serikat bergabung dengan dorongan internasional untuk menyelamatkan kesepakatan antara penguasa militer Sudan dan kelompok-kelompok oposisi, dua bulan setelah penggulingan mantan Presiden Omar al-Bashir.
Kunjungan itu dilakukan setelah seorang utusan Ethiopia mengatakan Dewan Transisi Militer yang berkuasa dan aliansi kelompok protes serta oposisi telah sepakat untuk melanjutkan perundingan.
Dikabarkan
Reuters, perundingan itu sempat terhenti karena berselisih soal siapa yang seharusnya mengendalikan transisi tiga tahun menuju pemilihan umum.
Diketahui bahwa pertumpahan darah di Sudan telah memicu kekhawatiran dari kekuatan dunia termasuk Amerika Serikat. Negeri Paman Sam menjatuhkan sanksi kepada Sudan di bawah Bashir atas dugaan dukungannya bagi kelompok-kelompok militan dan perang saudara di Darfur.
Sanksi perdagangan dicabut pada 2017 tetapi Sudan masih dalam daftar sponsor negara terorisme di Amerika Serikat. Dengan demikian, Sudan tidak dapat mengakses pendanaan dari pemberi pinjaman internasional.
Washington sebelumnya mengatakan tidak akan mencabut Sudan dari daftar sementara militer tetap berkuasa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: