Melaui misi Afrika di Darfur, PBB mengatakan 15 orang juga terluka dan kekerasan yang terjadi selama bentrokan sengit antara pengembara dan penduduk yang tampaknya marah dengan kenaikan harga komoditas di pasar lokal tersebut.
Petugas medis dari pihak oposisi mengatakan, milisi Janjaweed menembakkan amunisi langsung kepada warga sipil di sebuah pasar di Deleij, Darfur Tengah. Mereka mengklaim, serangan itu menewaskan 11 orang dan melukai 20 lainnya.
Janjaweed sendiri adalah milisi Arab yang dituduh melakukan kekejaman di Darfur yang terletak di barat Sudan, selama konflik sipil yang dimulai pada tahun 2003 itu. Menurut perkiraan Amerika Serikat, Janjaweed telah menewaskan hingga 300.000 orang dan menelantarkan 2,7 juta orang lainnya sejak saat itu.
Pejuang Janjaweed dimasukkan ke dalam Pasukan Pendukung Cepat (RSF) paramiliter Sudan, yang telah menjadi kekuatan dominan di ibukota Khartoum sejak Bashir digulingkan pada 11 April.
Pemerintahan Presiden Omar al-Bashir yang digulingkan membantah tuduhan tentang Darfur tersebut.
Namun, Wakil kepala dewan militer yang mengambil alih kekuasaan setelah Bashir digulingkan, yakni Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mengepalai RSF.
Dikabarkan
Reuters (Kamis, 13/6), para saksi mata mengatakan RSF memimpin serangan terhadap aksi protes di Khartoum pada 3 Juni yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan gagalnya pembicaraan antara dewan militer dan kelompok-kelompok protes dan oposisi yang mendorong transisi demokratis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: