Profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam, Lim Eul-chul menilai, kunjungan Xi selama dua hari itu adalah kesempatan bagi negeri tirai bambu untuk menunjukkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
"Sementara untuk Korea Utara, pertemuan akan berfungsi untuk menunjukkan kepada Amerika Setikat bahwa China mendukungnya dan mengirim pesan ke Washington bahwa negara itu harus menghentikan postur tekanan maksimumnya," kata Lim, seperti dimuat
Channel News Asia.
Diketahui bahwa kunjungan Xi dilakukan di tengah negosiasi yang buruk antara Korea Utara dan Amerika Serikat pasca pertemuan puncak kedua Februari lalu yang berakhir tanpa kesepakatan.
Kunjungan Xi juga dilakukan di waktu yang krusial, karena dilakukan hanya selang satu minggu jelang KTT G20 yang akan digelar di Osaka, Jepang.
Dalam sebuah opini langka yang diterbitkan di surat kabar resmi Korea Utara pada hari Rabu, (19/6), Xi memuji persahabatan yang tidak tergantikan dari negara-negara tetangga. Dia menawarkan rencana besar untuk membawa stabilitas permanen ke Asia Timur.
Dia juga berjanji bahwa Beijing akan memainkan peran aktif dalam memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Korea Utara dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mendorong negosiasi di Semenanjung Korea.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: