Mereka mengecam rencana yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk ekonomi Palestina yang akan disampaikan dalam konferensi di Manama, Bahrain pekan ini.
Rencana ekonomi Palestina itu sendiri disusun oleh Penasihat Senior Gedung Putih, Jared Kushner yang juga merupakan menantu Presiden Donald Trump. Dia mengklaim bahwa rencana itu akan menciptakan satu juta pekerjaan dan mengurangi separuh kemiskinan serta menggandakan PDB di Palestina.
Namun pemimpin Palestina, baik di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza yang dipimpin Hamas, menegaskan bahwa mereka menolak rencana Amerika Serikat itu karena dianggap bias Israel. Mereka mencerca rencana itu karena fokus pada ekonomi dan bukan pada aspirasi mereka untuk menjadi sebuah negara yang merdeka.
Warga Palestina yang geram dengan rencana tersebut melakukan aksi protes. Di Tepi Barat, ratusan orang berbaris melalui alun-alun utama Ramallah, melambai-lambaikan poster untuk mendukung Presiden Mahmoud Abbas.
Mereka membakar poster-poster Trump dan Raja Hamad bin Isa Al Khalifa dari Bahrain yang dianggap mendukung rencana tersebut.
Demonstrasi menandai momen persatuan politik melawan konferensi Bahrain, meskipun terjadi perselisihan politik 12 tahun antara Fatah dan Hamas.
"Pertemuan ini hanyalah cucian politik untuk permukiman dan legitimasi pendudukan," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Senin (24/6), seperti dimuat
Reuters.
Aksi serupa juga terjadi di Gaza. Warga Gaza menilai bahwa rencana itu tidak lebih dari sekedar dagelan.
"Konferensi Manama adalah pertunjukan komedi, pernikahan tanpa mempelai wanita (Palestina) itu tidak akan berhasil," kata seorang pengunjuk rasa di Gaza.
Penolakan kembali diserukan oleh kelompom Hamas di Gaza.
"Mereka (Palestina) tidak akan menjual hak mereka untuk semua harta di bumi," kata jurubicara Hamas Hazem Qassem.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: