Pertemuan ini dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di kawasan tersebut.
Krisis politik Venezuela akan menjadi salah satu sorotan utama di atas meja persidangan OAS.
Namun diperkirakan, OAS akan muncul dengan nada yang lebih lembut kepada Venezuela, mengingat kecaman keras oleh OAS selama bertahun-tahun gagal memengaruhi cengkeraman Presiden Venezuela Nicolas Maduro atas kekuasaan.
OAS sendiri membuat langkah paling drastis pada bulan April tahun ini dengan mengusir perwakilan Maduro dan menerima delegasi yang dikirim oleh oposisi Juan Guaido.
Tetapi perjuangan tanpa hasil yang memuncak dengan pemberontakan yang gagal, yang dipimpin oleh Guaido pada 30 April lalu telah meredupkan harapan untuk pengambil-alihan Istana Miraflores.
"Kemungkinan perubahan mendadak kekuasaan telah menghilang dan harus ada cara lain untuk mengeksplorasi kemungkinan lain, kata direktur Amerika Latin untuk International Crisis Group, Ivan Briscoe.
OAS sejauh ini telah terbukti tidak dapat secara signifikan mempengaruhi situasi politik di Venezuela, sehingga tidak dapat mengalihkan perhatiannya untuk membangun kerangka kerja regional untuk penerimaan eksodus migran Venezuela.
"Wilayah ini telah menghasilkan garis besar kesepakatan yang baik berdasarkan penerimaan pembagian beban, pembagian informasi dan komitmen terhadap kebijakan migrasi serupa," kata asisten peneliti di Migration Policy Institute di Washington, DC, Jessica Bolter, seperti dimuat
Al Jazeera.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: