Bak dua sisi mata uang, banyak pihak yang mengapresiasi pertemuan itu, namun tidak sedikit juga yang mengkritiknya.
Kritik yang datang termasuk dari calon-calon pesaing Trump dalam pemilu Amerika Serikat 2020 mendatang.
Beberapa bakal calon presiden dari Partai Demokrat Amerika Serikat menilai bahwa pertemuan itu kurang subtansi.
"Presiden kita tidak boleh menghambur-hamburkan pengaruh Amerika pada operasi foto dan bertukar surat cinta dengan diktator yang kejam," kata Senator Amerika Serikat Elizabeth Warren, yang juga merupakan bakal calon presiden dari Partai Demokrat, dalam sebuah unggahan di Twitter.
Saingannya, sesama rekan senat Amerika Serikat Bernie Sanders tidak menyalahkan Trump karena bertemu dengan Kim. Namun dia mempertanyakan langkah selanjutnya dari pertemuan tersebut.
"Tapi saya tidak ingin itu hanya menjadi kesempatan berfoto, media seluruh dunia tertarik di sana," kata Sanders.
"Apa yang akan terjadi besok dan lusa?" sambungnya.
"Trump telah melemahkan Departemen Luar Negeri pada saat Washington perlu bergerak maju secara diplomatis menuju perdamaian," kata Sanders seperti dimuat
Reuters.
Sementara itu, bakal calon presiden dari Demokrat lainnya, Julian Castro mengkritik langkah Trump yang mengangkat profil Kim Jong Un. Dia menilai bahwa Trump meningkatkan profil seorang diktator.
"Trump telah meningkatkan profil seorang diktator dengan bertemu dengan Kim tiga kali sekarang tanpa menunjukkan apa-apa untuk itu," kata Julian Castro yang merupakan mantan Menteri Perumahan Amerika Serikat di bawah Presiden Barack Obama.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.