Sejak tahun 1983, Irak diketahui telah berusaha agar kompleks seluas 10 km persegi yang baru digali sejauh 18 persen itu dapat diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.
Kota metropolitan Babylonia di Mesopotamia diketahui mengangkangi Sungai Efrat Irak, Terletak di sekitar 100 kilometer selatan Baghdad, kota ini adalah pusat kerajaan Babilonia kuno lebih dari 4.000 tahun yang lalu.
"Apa daftar warisan dunia tanpa Babylon? Bagaimana cara memberitahu sejarah kemanusiaan tanpa bab-bab terdahulu, Babylon?" kata perwakilan Irak kepada Komite Warisan Dunia UNESCO sebelum pemungutan suara (Jumat, 5/7).
Panitia UNESCO sendiri bertemu di ibukota Azerbaijan, Baku untuk mempertimbangkan Babylon dan 34 situs lainnya, termasuk situs-situs di Brazil dan Burkina Faso, untuk masuk dalam Daftar Warisan Dunia.
"Babylon adalah kota berpenduduk terbesar dalam sejarah kuno," kata Qahtan al-Abeed, yang mengepalai Departemen Barang Antik Basra dan memimpin upaya untuk mendaftarkan situs itu dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
"Orang Babylon adalah peradaban penulisan, administrasi, dan sains," sambungnya seperti dimuat
Al Jazeera.
Dia menekankan bahwa menempatkan Babylon di Daftar Warisan Dunia akan mendorong penelitian dan pengembangan situs serta akan menjadi publisitas gratis bagi wisatawan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: